Warga AS Sulit Cari Kerja, Klaim Tunjangan Pengangguran Melejit Jadi 235 Ribu

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Warga AS Sulit Cari Kerja, Klaim Tunjangan Pengangguran Melejit Jadi 235 Ribu

Husen Miftahudin • 23 August 2025 08:39

Washington: Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran mengalami peningkatan pesat pada minggu lalu. Pertumbuhan ini disebut menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Menurut departemen tersebut, mengutip Xinhua, Sabtu, 23 Agustus 2025, klaim awal untuk tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 16 Agustus 2025 naik sebesar 11 ribu menjadi 235 ribu. Ini menjadi kenaikan terbesar sejak akhir Mei 2025.

Adapun jumlah penerima manfaat setelah minggu pertama bantuan meningkat 30 ribu hingga mencapai total 1,972 juta yang disesuaikan secara musiman selama pekan yang berakhir 9 Agustus 2025, menurut laporan tersebut. Ini merupakan level tertinggi yang tercatat sejak November 2021.

ABC News menyampaikan, kondisi ini menandakan Amerika telah terjadi kemerosotan yang nyata di pasar tenaga kerja tahun ini. Ini juga menjadi bukti semakin banyak bukti orang-orang AS mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan.
 

Baca juga: Tingkat Pengangguran di Inggris Capai Level Tertinggi dalam 4 Tahun


(Ilustrasi. Foto: Freepik)
 

Tingkat pengangguran Inggris capai level tertinggi


Sebelumnya, Inggris melaporkan pasar tenaga kerja dalam negeri mengalami perlambatan signifikan dengan tingkat pengangguran mencapai 4,7 persen pada kuartal kedua 2025, angka tertinggi sejak 2021.

Data resmi Badan Statistik Nasional (ONS) menunjukkan penurunan lowongan pekerjaan sebesar 5,8 persen menjadi 718 ribu posisi, dengan sektor seni, hiburan, dan rekreasi mengalami penurunan paling tajam sebesar 17,6 persen.

Penurunan aktivitas perekrutan terlihat jelas dengan berkurangnya 149 ribu karyawan dalam daftar gaji perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya.

Sektor ritel dan perhotelan menjadi yang paling terdampak, diikuti industri otomotif yang terpukul oleh kenaikan tarif AS sebesar 10 persen untuk ekspor kendaraan, memaksa perusahaan seperti Jaguar Land Rover melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 500 karyawan.

Ekonom menyoroti kombinasi faktor internal dan eksternal yang memicu kondisi ini. Pertumbuhan upah yang stabil di angka lima persen justru menjadi beban bagi bisnis di tengah kenaikan biaya operasional, sementara ketidakpastian kebijakan moneter Bank of England menambah tekanan.

"Pasar tenaga kerja yang sempat panas pasca-pandemi kini benar-benar mendingin. Kami telah kehilangan 165 ribu pekerjaan bergaji dalam delapan bulan terakhir," jelas Hannah Slaughter dari Resolution Foundation.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)