Liebherr Indonesia berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan teknologi manufaktur dan efisiensi operasional dalam produksi alat berat. Foto: dok Liebherr Indonesia /ITS.
Ade Hapsari Lestarini • 17 June 2025 20:45
Balikpapan: PT Liebherr Indonesia, penyedia solusi di bidang alat berat untuk sektor pertambangan, menyambut kunjungan industri dari Laboratorium Manufacturing Systems, Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Kunjungan ini diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari dosen, asisten Laboratorium Manufacturing System ITS dan mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri. Kunjungan selama dua jam tersebut merupakan kesempatan bagi Liebherr Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan teknologi manufaktur dan efisiensi operasional dalam produksi alat berat.
Delegasi dari ITS berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan tim ahli Liebherr dan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang kemampuan remanufaktur perusahaan, seperti proses yang diterapkan, penerimaan, proses pembongkaran, kontrol kualitas, perakitan, hingga pengujian.
"Implementasi remanufacturing di Liebherr Indonesia sangat maju dan relevan dengan tantangan industri saat ini. Kami melihat bagaimana prinsip keberlanjutan diterapkan tidak hanya dalam proses produksi, tetapi juga dalam pengelolaan fasilitas secara keseluruhan. Kunjungan ini memberikan wawasan berharga bagi kami untuk pengembangan praktik serupa di dunia akademik," ujar Kepala Laboratorium Manufacturing Systems ITS, Maria Anitya Sari, dalam keterangan tertulis, Selasa, 17 Juni 2025.

Teori dan praktik harus sejalan
Selain sesi diskusi interaktif, para peserta juga diajak untuk melakukan tur ke fasilitas pusat remanufaktur Liebherr Indonesia, yang memungkinkan mereka untuk melihat secara langsung proses remanufaktur komponen dan teknologi canggih yang diterapkan.
"Kesan pertama saya sangat positif. Kami disambut hangat oleh tim Liebherr Indonesia, dan fasilitasnya sangat rapi dan bersih, ini menunjukkan standar tinggi yang tetap dijaga. Ini kunjungan pertama saya melihat langsung proses remanufaktur, yang sebelumnya hanya saya tahu dari buku. Selain itu, saya juga menjadi paham remanufaktur bukan sekadar perbaikan, tapi strategi industri untuk mengurangi limbah, memperpanjang usia aset, dan menekan biaya operasional bagi pelanggan," tambah mahasiswa & asisten Laboratorium Manufacturing Systems ITS, Akmal Zudi Nihara.
Remanufacturing Manager Liebherr Indonesia Prasetyo Stefanus mengatakan teori dan praktik harus sejalan dan saling mendukung agar sistem dapat berfungsi secara efektif, efisien, dan mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu menghasilkan kualitas tertinggi yang setara dengan produk baru. Menurut dia, agar sebuah sistem dapat berjalan dengan baik, penting untuk memastikan teori-teori yang dikembangkan oleh para akademisi benar-benar diaplikasikan secara langsung di lapangan.
"Kami sangat mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh ITS, sebagai mitra yang ditunjuk pemerintah dalam pengembangan HS
code remanufacturing, untuk menjadikan Liebherr Indonesia sebagai salah satu
benchmark industri. Kami percaya kolaborasi seperti ini penting untuk memastikan standar yang dikembangkan benar-benar mencerminkan praktik terbaik di lapangan dan mendukung pertumbuhan industri
remanufacturing yang berkelanjutan di Indonesia," ujar Managing Director Finance & Administration Liebherr Indonesia, Firdaus Sjoekri.
Liebherr Indonesia berharap kunjungan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi ITS dalam memperkaya pemahaman mereka tentang industri manufaktur alat berat. Perusahaan berkomitmen untuk terus menjalin hubungan baik dengan institusi pendidikan guna mendorong inovasi dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas di Indonesia.