Siti Yona Hukmana • 29 October 2025 17:30
Jakarta: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan ada 3,3 juta warga Indonesia terpapar narkoba. Angka ini data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2024.
Hal ini disampaikan Kapolri di hadapan Presiden Prabowo Subianto usai memusnahkan 2,1 ton narkoba hasil sitaan setahun dari Oktober 2024 sampai Oktober 2025.
"Berdasarkan data yang dirilis BNN tahun 2024, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba indonesia mencapai 3,3 juta orang. Dengan angka peningkatan tertinggi didominasi oleh remaja usia 15 - 24 tahun. Kelompok usia yang merupakan tulang punggung pembangunan di masa depan," kata Kapolri di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025.
Kapolri menekankan komitmennya untuk melakukan pencegahan dan penegakan hukum. Namun, dalam upaya ini Polri meminta kerja sama semua pihak agar dapat mengatasi permasalahan narkoba dari hulu hingga hilir.
Kapolri menyampaikan saat ini bangsa Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menyambut momentum puncak bonus demografi yang akan terjadi pada 2030-2035. Dimana mayoritas penduduk akan berada pada usia produktif, jika peluang ini dapat dimanfaatkan secara optimal, Indonesia berpotensi lompatan besar untuk keluar dari middle income trap, sehingga sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Guna mewujudkan hal tersebut, Kapolri menyebut dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, unggul dan berkualitas. Jenderal Listyo menuturkan, berbagai program pemerintah telah dicanangkan untuk meningkatkan kualitas SDM, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), sekolah rakyat, sekolah garuda, magang nasional, dan pelatihan vokasi.
Namun, di sisi lain masih ada ancaman berbahaya yang dapat menghambat dan mengancam keberhasilan pembangunan SDM dan generasi muda. Salah salah satunya peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Listyo menyebut kejahatan narkoba merupakan extraordinary crime yang berdampak luas terhadap kesehatan masyarakat, keamanan dan ketahanan nasional, serta kualitas kehidupan bangsa.
"Penyalahgunaan narkoba tidak hanya, merusak fisik dan mentan individu. Namun juga mengancam keberhasilan, pembangunan SDM dan generasi muda penerus bangsa," ungkap Kapolri.
Presiden Prabowo Subianto-Kapolri musnahkan 2,1 ton narkoba
Presiden Prabowo Subianto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memusnahkan 2,1 ton narkoba, bagian dari 214,84 ton yang disita sepanjang Oktober 2024-Oktober 2025 di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta. Sebanyak 214,84 ton narkoba itu senilai Rp29,37 triliun.
Barang haram itu berbagai jenis, yakni 186,7 ton ganja; 9,2 ton sabu; 1,9 ton tembakau gorila; 2,1 juta butir ekstasi; 13,1 juta butir obat keras; 27,9kg ketamin; 34,5 kg kokain; 6,8 kg heroin; 5,5 kg TAC; 18 liter etomidate; 132,9 kg hasish; 1,4 juta butir happy five; dan 39,7 kg happy water.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit menunjukkan barang bukti narkoba ke Presiden Prabowo Subianto (Metro TV/Siti).
Barang haram itu disita Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri beserta Direktorat Reserse Narkoba Polda jajaran dari pengungkapan 49.306 kasus. Dengan menangkap 65.572 tersangka dan melaksanakan 1.898 program rehabilitasi terhadap korban penyalahguna narkoba melalui restorative justice.
Langkah ini merupakan komitmen Polri dalam menjalankan Astacita ke-7 Presiden Prabowo Subianto. Yaitu memperkuat reformasi politik, hukum dan birokrasi, serta memperkuat penegakan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.