Ilustrasi. Foto: Unplash
Eko Nordiansyah • 23 July 2025 12:00
Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) melanjutkan penguatan untuk hari kedua berturut-turut pada perdagangan Selasa, menunjukkan performa impresif seiring melemahnya Dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. Pada Rabu, 23 Juli 2025, harga emas (XAU/USD) diperdagangkan di kisaran USD3.427, setelah sempat rebound dari level terendah harian di USD3.383.
Menurut analisis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, pergerakan ini sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap meningkatnya minat terhadap aset safe-haven di tengah kondisi geopolitik dan ketidakpastian kebijakan moneter AS. Secara teknikal, berdasarkan analisis candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish pada XAU/USD masih cukup solid.
"Pola harga memperlihatkan konsistensi dalam membentuk higher high dan higher low, memperkuat sinyal keberlanjutan tren naik. Jika tekanan beli terus berlanjut, target terdekat berada di level USD3.436, yang juga menjadi resistance kunci saat ini. Namun, jika terjadi koreksi, maka harga diperkirakan akan turun menuju support terdekat di USD3.406, sebelum melanjutkan fase konsolidasi jangka pendek," ujar dia dalam risetnya.
Faktor fundamental memperkuat tren positif emas. Ketidakpastian kesepakatan dagang antara Uni Eropa dan Amerika Serikat menjelang tenggat waktu negosiasi menciptakan kekhawatiran di pasar global. Kondisi ini membuat investor kembali melirik emas sebagai instrumen lindung nilai.
Baca juga:
Dolar AS Masih Tertekan Meski Banyak Sentimen Positif |
.jpg)
Selain tensi dagang, pasar juga dibayangi oleh dinamika internal Amerika Serikat, khususnya mengenai independensi Federal Reserve (The Fed). Komentar Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang mengusulkan evaluasi menyeluruh terhadap fungsi non-moneter Fed, termasuk pembengkakan biaya dan kemungkinan penyimpangan misi institusi menyulut kekhawatiran baru akan campur tangan politik dalam kebijakan moneter.
"Hal ini diperparah oleh pernyataan kontroversial Presiden Donald Trump, yang kembali melontarkan kritik tajam kepada Ketua The Fed, Jerome Powell, dan menyiratkan kemungkinan penggantian pejabat tersebut," ujar dia.
Dari sisi pasar obligasi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun tercatat menurun lebih dari lima basis poin menjadi 4,332 persen, sementara imbal hasil riil turun menjadi 1,932 persen. Penurunan ini turut melemahkan Dolar AS secara luas. Indeks Dolar (DXY) terpantau melemah 0,44 persen ke 97,43, memperkuat daya tarik emas bagi investor global.
"Meskipun fundamental saat ini mendukung penguatan emas, potensi penurunan tetap terbuka jika terjadi perubahan cepat dalam sentimen pasar atau adanya berita positif dari sektor perdagangan global. Secara keseluruhan, tren jangka pendek XAU/USD tetap bullish, namun kehati-hatian tetap dibutuhkan mengingat volatilitas yang bisa meningkat sewaktu-waktu. Level USD3.436 menjadi titik penting untuk mengukur kekuatan lanjutan tren naik," ungkap dia.