Iran Eksekusi Terduga Operator Siber dan Aset Intelijen Mossad

Terduga mata-mata Mossad di Iran, Mohammad Amin Mahdavi Shayesteh, sebelum dieksekusi. (Telegram IRGC)

Iran Eksekusi Terduga Operator Siber dan Aset Intelijen Mossad

Riza Aslam Khaeron • 23 June 2025 12:50

Teheran: Iran secara resmi melaksanakan eksekusi terhadap Mohammad Amin Mahdavi Shayesteh, 26 tahun, atas tuduhan menjadi operator jaringan siber dan agen intelijen yang berafiliasi dengan dinas rahasia Israel, Mossad. Hukuman mati dijatuhkan usai Mahkamah Agung Iran menolak kasasi yang diajukan Mahdavi.

Melansir media Faruru, Mohammad Amin Mahdavi Shayesteh, anak dari Ahmad, setelah melalui proses hukum yang lengkap dan pengesahan putusan oleh Mahkamah Agung, dieksekusi pada pagi hari ini, Senin, 23 Juni 2025.

Mahdavi dituduh sebagai pemimpin jaringan siber anti-Iran yang bekerja di bawah kendali langsung perwira Mossad. Melansir Telegram IRGC, jaringan tersebut beroperasi di media sosial dan aplikasi pesan asing dengan arahan operasional dari Israel.

Dokumen pengadilan menyebut Mahdavi sempat dikirim ke negara tetangga untuk menerima pelatihan langsung dari 22 perwira Mossad, termasuk individu dengan nama sandi "Manijeh" dan "Reza." Ia disebut mengoordinasi operasi siber dan psikologis terhadap personel militer Iran, memproduksi konten daring, dan melakukan disinformasi yang kemudian dikirim ke media yang disebut IRGC sebagai "media berita palsu".

Laporan tersebut juga menyebut bahwa jaringan ini memasuki fase lapangan: Mahdavi merekrut anggota, melakukan pemetaan situs-situs strategis, mengirim paket ancaman ke target, serta mengunggah video pelecehan terhadap individu yang dipilih oleh perwira Mossad.
 

Baca Juga:
OKI Kecam Serangan AS dan Israel ke Iran, Desak PBB Ambil Tindakan Tegas

Mahdavi juga dilaporkan menyamar sebagai pengelola perusahaan migrasi untuk menjadikan jaringannya sebagai alat eksekusi langsung operasi Israel di dalam wilayah Iran.

Pihak keamanan Iran mengklaim berhasil menyusup ke jaringan ini dan mengirimkan informasi palsu (disinformasi) ke Mossad, hingga akhirnya melakukan penangkapan terkoordinasi.

Namun demikian, sejumlah organisasi hak asasi manusia menyoroti prosedur hukum kasus ini. Melansir Deutsche Welle bahasa Farsi, Amnesty International menyebut bahwa lonjakan eksekusi terhadap para terdakwa mata-mata Israel disertai pelanggaran serius terhadap hak-hak terdakwa, termasuk penyiksaan untuk mendapatkan pengakuan.

Organisasi HAM Iran sebelumnya, dalam pernyataan 13 Juni 2025, direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam menilai eksekusi Mahdavi sebagai langkah politik untuk mengintimidasi masyarakat di tengah eskalasi konflik dengan Israel.

"Republik Islam tengah menghadapi krisis paling serius dalam sejarahnya, dan menggunakan eksekusi sebagai alat represi atas ketegangan regional dan ketidakstabilan dalam negeri," ujar Amiry-Moghaddam, dikutip dari Iran Human Rights, Oslo, 13 Juni 2025.

Hingga kini, pemerintah Iran belum mengumumkan identitas anggota jaringan lain yang ikut ditangkap bersama Mahdavi. Sementara Telegram IRGC memperingatkan bahwa setiap bentuk kolaborasi dengan Israel akan dijatuhi hukuman paling berat.

Kasus Mahdavi Shayesteh menambah deretan eksekusi terkait tuduhan spionase, yang semakin meningkat sejak serangan militer Israel terhadap Iran. Belum ada konfirmasi dari Israel ketika berita ini disusun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)