AS Klaim Serangan Nuklir Berhasil Lumpuhkan Program Pengayaan Iran

Amerika Serikat klaim berhasil hancurkan fasilitas nuklir Iran. Foto: Press TV

AS Klaim Serangan Nuklir Berhasil Lumpuhkan Program Pengayaan Iran

Fajar Nugraha • 26 June 2025 12:25

Washington: Amerika Serikat (AS) menyatakan telah mencapai seluruh tujuan militernya dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, yang memicu gencatan senjata antara Teheran dan Tel Aviv setelah 12 hari konflik bersenjata.

Dalam pernyataannya kepada CNBC pada Rabu 25 Juni 2025, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyebut bahwa operasi militer yang dilakukan bersama Israel telah memberikan hasil signifikan, terutama dalam melumpuhkan program nuklir Iran.
 

Baca: Parlemen Iran Setujui Penghentian Kerja Sama dengan Badan Atom PBB.


“Kami telah mencapai semua yang ingin kami capai, dan Israel pun demikian. Presiden Trump langsung menghubungi pihak Israel dan Iran untuk mengamankan gencatan senjata yang mencegah konflik ini berkembang menjadi perang tanpa akhir,” kata Witkoff, seperti dikutip Anadolu, Kamis 26 Juni 2025.

Witkoff menekankan bahwa serangan udara AS terhadap tiga lokasi utama nuklir Iran—Natanz, Fordow, dan Isfahan telah secara efektif menghentikan kemampuan Iran dalam memperkaya uranium.

“Banyak yang mengatakan program itu hanya mundur beberapa bulan, tapi CIA kami berpandangan berbeda. Israel telah menghantamnya lebih dulu, dan saat kami masuk, kerusakan makin signifikan menambahkan kepastian bahwa kapasitas pengayaan dan pengembangan senjata mereka telah dihapuskan,” ujarnya.

Menurut Witkoff, pemerintahan AS saat ini tengah melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah pihak Iran melalui berbagai jalur. Ia menyatakan optimisme bahwa Teheran “siap” untuk memasuki tahap dialog damai.

“Kami sedang berbicara dengan mereka. Ada banyak pihak yang menjembatani komunikasi. Saya merasa kuat bahwa mereka siap,” katanya. Ia menambahkan bahwa perundingan kini berfokus pada desain ulang program nuklir sipil Iran agar tidak lagi memungkinkan pengayaan.

Witkoff juga mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump tengah mengupayakan ekspansi Abraham Accords—kesepakatan normalisasi yang sebelumnya mengikat Israel dengan UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan. Menurutnya, akan ada “pengumuman besar” terkait negara-negara baru yang akan bergabung dalam kesepakatan tersebut.

“Kami pikir kami akan punya pengumuman besar tentang negara-negara yang akan masuk ke dalam Kesepakatan Abraham,” ujarnya.

Konflik terbaru dimulai pada 13 Juni, ketika Israel meluncurkan serangan besar-besaran ke Iran, menargetkan situs militer, nuklir, dan sipil, serta menewaskan ratusan tokoh militer dan ilmuwan nuklir. Menurut data media pemerintah Iran, sebanyak 606 orang tewas dan 5.332 lainnya terluka.

Sebagai balasan, Iran menghantam berbagai fasilitas intelijen dan militer Israel dengan rudal balistik dan drone, menewaskan 28 orang dan melukai 3.238 lainnya. Iran juga meluncurkan serangan ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar, setelah fasilitas nuklirnya diserang oleh Washington.

Presiden Donald Trump kemudian mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran mulai berlaku pada 24 Juni, dengan menyebutnya sebagai “akhir dari perang yang bisa saja menghancurkan Timur Tengah”.


(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)