Dibayang-bayangi Kebakaran Maut, Partisipasi Pemilu Hong Kong Rendah

Pemimpin Hong Kong John Lee bersama istrinya saat mengikuti pemilu legislatif pada Minggu, 7 Desember 2025. (EPA-EFE)

Dibayang-bayangi Kebakaran Maut, Partisipasi Pemilu Hong Kong Rendah

Muhammad Reyhansyah • 8 December 2025 15:32

Beijing: Pemilu di Hong Kong pada Minggu, 7 Desember 205, mencatat tingkat partisipasi warga yang mendekati rekor terendah, dipicu oleh kemarahan publik terhadap otoritas yang didukung Tiongkok setelah kebakaran paling mematikan dalam hampir delapan dekade di kompleks Wang Fuk Court. Kendati demikian, tingkat partisipasi sedikit lebih tinggi dibanding pemungutan suara empat tahun sebelumnya.

Menurut pemerintah Hong Kong, tingkat partisipasi akhir untuk pemilihan Dewan Legislatif mencapai 31,9 persen, naik tipis dari 30,2 persen pada 2021, angka terendah sejak wilayah itu dikembalikan dari Inggris kepada Tiongkok pada 1997. Namun jumlah suara sebenarnya sedikit lebih rendah dibanding pemilu sebelumnya.

Pemilu tahun ini hanya memperbolehkan kandidat yang telah menjalani proses penyaringan sebagai “patriot,” dan dari total 90 kursi legislatif, hanya 20 kursi yang dipilih langsung. 

Selebihnya ditentukan oleh komite pemilihan yang didominasi loyalis Beijing, kelompok kepentingan, dan asosiasi profesional. Otoritas memperpanjang waktu pemungutan suara dan menambah lokasi TPS guna mendorong lebih banyak warga untuk memilih.

David Lok, Ketua Komisi Pemilu, mengatakan kebakaran besar itu mempengaruhi atmosfer sosial. 

Kebakaran telah mengubah suasana sosial, membuat pemilu ini sangat sulit untuk kami selenggarakan,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip dari AsiaOne, Senin, 8 Desember 2025

Kemarahan Publik Pascakebakaran

Pengamanan diperketat di distrik Tai Po dekat perbatasan Tiongkok daratan, lokasi tujuh menara permukiman hangus terbakar pada 26 November. Warga mengaku marah atas peristiwa yang menewaskan setidaknya 159 orang dan membutuhkan hampir dua hari untuk dipadamkan. 

Otoritas menyatakan bahan bangunan berkualitas rendah yang digunakan dalam renovasi gedung bertingkat tinggi turut memperburuk kebakaran.

Pemimpin Hong Kong John Lee menegaskan pemerintah akan bekerja bersama legislatif untuk “mendorong reformasi kelembagaan” menyusul tuntutan publik agar ada akuntabilitas dan pengawasan lebih ketat terhadap sektor konstruksi. Untuk meredam kemarahan publik, penyelidikan pidana dan korupsi telah diluncurkan.

Penangkapan atas Dugaan Ajakan Boikot Pemilu

Badan antikorupsi Hong Kong pada Minggu menyatakan telah menangkap empat pria atas dugaan menggunakan media sosial untuk menghasut warga agar tidak memilih atau memberikan suara tidak sah. Lembaga itu juga mengeluarkan surat penangkapan untuk seorang pria lain terkait unggahan daring sehari sebelumnya.

Menghasut boikot pemilu dikriminalisasi sebagai bagian dari serangkaian perubahan hukum yang secara efektif menyingkirkan suara pro-demokrasi. Pemilih pro-demokrasi, yang sebelumnya mewakili sekitar 60 persen pemilih, kini menjauhi pemilu.

Menjelang tengah malam, otoritas mulai membersihkan bunga dan benda-benda penghormatan di lokasi memorial dekat kompleks perumahan yang terbakar, langkah yang sebelumnya diumumkan dan mencerminkan kecemasan pemerintah atas kemarahan publik.

Kantor Keamanan Nasional Beijing di Hong Kong memperingatkan akan menindak setiap protes “anti-Tiongkok” setelah kebakaran tersebut, dan mengingatkan agar tragedi itu tidak digunakan untuk “mengacaukan Hong Kong."

Pada pertemuan dengan sejumlah editor media asing pada Sabtu, kantor keamanan juga memperingatkan agar tidak menyebarkan “informasi palsu” atau “mencemarkan upaya pemerintah” menangani kebakaran.

Kebakaran tersebut menjadi ujian besar bagi kendali Beijing atas bekas koloni Inggris itu, yang mengalami transformasi menyeluruh setelah diberlakukannya undang-undang keamanan nasional menyusul protes demokrasi massal pada 2019.

Seorang warga lanjut usia, bermarga Cheng, yang tinggal dekat gedung yang hangus, mengatakan ia memilih untuk tidak memberikan suara. 

“Saya sangat sedih atas kebakaran besar itu,” ujarnya, menolak menyebutkan nama lengkap karena takut menjadi sasaran otoritas. “Saya tidak akan memilih untuk mendukung politisi pro-establishment yang telah mengecewakan kami.”

Jumlah pemilih terdaftar untuk pemilu Minggu sebanyak 4,13 juta, menurun untuk tahun keempat berturut-turut dari puncaknya pada 2021 yang mencapai 4,47 juta.

Baca juga:  Tiongkok Peringatkan Media Asing di Hong Kong soal Pemberitaan Kebakaran Maut

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)