Pemerintah Telah Antisipasi Ketidakpastian Ekonomi Global

Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan

Pemerintah Telah Antisipasi Ketidakpastian Ekonomi Global

Media Indonesia • 24 October 2023 17:46

Jakarta: Pemerintah telah menyiapkan kebijakan-kebijakan sebagai antisipasi peningkatan ketidakpastian ekonomi global.
 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan pihaknya telah memperhitungkannya.  Karenanya, yang paling penting saat ini adalah eksekusi dari kebijakan-kebijakan yang telah disiapkan sebelumnya.
 
"Memang dunia sekarang tidak sedang baik-baik saja, kita sudah melihat ini sebenarnya secara forward looking dari sejak bahkan dari tahun lalu, dari tahun lalu kita sudah melihat bahwa dunia itu memang masih akan dipenuhi dengan ketidakpastian," ujarnya saat menjadi pembicara BNI Investor Daily Summit 2023 bertema Sustainable Growth, Global Challenges dilansir Media Indonesia, Selasa, 24 Oktober 2023.
 
Pemerintah, kata Febrio, memahami kondisi dunia akan mengancam stabilitas eksternal ekonomi Indonesia. Konflik geopolitik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel telah memicu peningkatan harga komoditas strategis seperti minyak mentah.
 
Hal tersebut dapat menekan anggaran negara lantaran Indonesia masih mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Fenomena itu diakui telah diantisipasi oleh pemerintah melalui upaya pengendalian harga dan menjaga daya beli masyarakat.
 
Baca juga: KSSK Laporkan Kondisi Ekonomi Global ke Presiden Jokowi

Suku bunga The Fed ganggu ekonomi dalam negeri

 
Selain ancaman tersebut, tingginya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) juga disebut cukup mengganggu perekonomian dalam negeri.
 
Tingkat bunga acuan The Fed telah mendorong penguatan nilai tukar dolar dan menarik modal asing di negara-negara berkembang keluar.
 
Di saat yang sama, Negeri Paman Sam juga menerapkan kebijakan fiskal yang cukup longgar. Diperkirakan defisit anggaran pemerintahan Joe Biden tahun ini bakal mencapai sembilan persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS.
 
"Apa artinya? Itu mereka ingin terus mendorong pertumbuhan walau inflasinya masih tinggi. Ini menjadi risiko karena ini dampaknya instabilitas dari eksternal kita, dan terjadi kenaikan suku bunga yang cukup tinggi dan mungkin masih akan terus lebih tinggi lagi dan akan untuk waktu yang cukup lama," jelas Febrio.

(M Ilham Ramadhan Avisena)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)