Rupiah Melemah ke Rp16.065/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI.

Rupiah Melemah ke Rp16.065/USD

Arif Wicaksono • 7 May 2024 10:31

Jakarta: Rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah karena prospek ekonomi indonesia berhadapan dengan sejumlah tantangan untuk mencapai target pemerintah pada tahun ini.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 39 poin atau 0,25 persen menjadi Rp16.065 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.026 per USD.
 

baca juga:

Rupiah Menguat 0,36% ke Level Rp16.025/USD


Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama mencapai 5,11 persen atau lebih lambat dari perkiraan pemerintah sebesar 5,17 persen meskipun diatas prediksi ekonomi yang disurvei Reuters pada lima persen. Pada 2024, pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 5,2 persen, naik dari 5,05 persen pada tahun lalu.

Pada kuartal pertama, belanja pemerintah melonjak hampir 20 persen per tahun pada kuartal pertama, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan yang hanya sebesar 2,81 persen pada tiga bulan sebelumnya, dengan belanja yang lebih tinggi untuk program pemilu dan kesejahteraan untuk membantu masyarakat miskin mengatasi tingginya harga pangan. .

Belanja rumah tangga tumbuh 4,91 persen secara tahunan, dibandingkan dengan peningkatan 4,47 persen pada kuartal sebelumnya. Konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari setengah PDB Indonesia. Namun pertumbuhan investasi merosot menjadi 3,79 persen pada bulan Januari-Maret, dari 5,02 persen pada kuartal keempat.

Tantangan ekonomi Indonesia

Melansir Channel News Asia, Selasa, 7 Mei 2024, ekonom Capital Economics Gareth Leather mengatakan ekonomi indonesia akan mengalami kesulitan pada beberapa kuartal mendatang karena suku bunga yang tinggi, harga komoditas yang lebih rendah, dan pertumbuhan global yang berada di bawah tren, membebani permintaan. Dia memperkirakan pertumbuhan setahun penuh pada 2024 sebesar 4,5 persen.

Kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) termasuk langkah mengejutkan pada bulan lalu untuk meningkatkan dukungan terhadap mata uang rupiah, yang telah jatuh ke posisi terendah dalam empat tahun di tengah volatilitas pasar global.

Ekonom Bank DBS Radhika Rao mengatakan data kuartal pertama yang kuat menegaskan kembali pandangannya BI akan tetap membuka pintu untuk melakukan pengetatan lebih lanjut jika rupiah semakin melemah.

“Pertumbuhan yang kuat akan memungkinkan BI untuk tetap fokus pada stabilitas harga dan nilai tukar,” katanya yang juga memperkirakan pertumbuhan setahun penuh sebesar 5 persen.

Mata uang rupiah telah memulihkan sebagian kerugiannya terhadap dolar dalam beberapa hari terakhir, setelah Federal Reserve AS mengindikasikan akan mempertahankan sikap dovishnya. Mata uang ini menguat 0,4 persen terhadap dolar AS.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)