3 July 2025 20:48
Jakarta: Ketua DPR Puan Maharani menegaskan bahwa penulisan ulang sejarah nasional harus dilakukan secara transparan dan adil, tanpa menghilangkan jejak ataupun merugikan pihak mana pun. Pernyataan ini disampaikan Puan menanggapi polemik yang mencuat dalam rapat Komisi X DPR bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang mendapat sorotan karena diduga menutup-nutupi sejumlah catatan kelam sejarah, termasuk tragedi Mei 1998.
"Kita harus sama-sama menghargai dan menghormati bahwa penulisan sejarah itu harus dilaksanakan sejelas-jelasnya, seterang-terangnya tanpa ada pihak yang merasa dirugikan atau dihilangkan jejak sejarah," ujar Puan dikutip dari Primetime News Metro TV pada Kamis, 3 Juli 2025.
Baca Juga: Isak Tangis Pimpinan Komisi X saat Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal '98 Tidak Ada |