DPR RI merespons kasus pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang membekingi 1.000 akun judi online. Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI dari Fraksi Golkar Dave Laksono mendukung upaya pemberantasan judi online terkait 11 pegawai Komdigi yang ditangkap.
"Kami dari DPR khususnya di Komisi I mendukung semua upaya pemerintah dalam hal ini Bu Menkomdigi selaku pejabat utamanya dan juga seluruh aparat hukum Dir kepolisian Kejaksaan ataupun juga instansi lainnya untuk benar-benar menguak semua pihak-pihak terkait yang akan terlibat di dalam lingkaran setan ini. Kami yakin Ibu Menkomdigi Meutya memiliki integritas, kapasitas, dan kapabilitas untuk membongkar habis semuanya yang terlibat," kata Dave.
Peningkatan yang sangat drastis dari perputaran uang
judi online dari tahun 2021 hingga 2024 menjadi perhatian bagi DPR. Presiden Prabowo menyatakan bahwa diperkirakan sudah lebih dari Rp900 triliun uang warga Indonesia yang keluar dari Indonesia diakibatkan perjudian. Bagi Dave hal ini seharusnya dapat membantu perputaran perokomian negara.
"Uang itu kan sebenarnya dibutuhkan untuk kita memutarkan perekonomian kita dibutuhkan untuk menyokong pembangunan Indonesia akan tapi yang ada justru dibawa lari oleh pemain-pemain slot ini. Kita siap membahas segala macam kebutuhan daripada pemerintah tentu dari DPR. Berbicara soal anggaran dan soal regulasi yaitu dalam hal ini undang-undang. Apabila memang dibutuhkan undang-undang baru sehingga bisa segera dimasukkan di dalam program legislasi nasional (Prolegnas) untuk segera dibahas," ucapnya.
Dave menyebut Komdigi perlu bertanggung jawab melacak siapa saja staf internalnya yang masih menjadi pelindung judol. Dave menambahkan judol harus diberantas karena telah banyak merusak kehidupan banyak orang.
"Tapi kan Ini masalahnya ternyata para pemain atau pelindung judol ini adalah dari internal Komdigi. Jadi ya kita mendorong Komdigi melakukan pembersihan masif. Dilacak sampai dengan siapa saja yang terlibat ketingkatan level mana pun. Yang pastinya ini harus di bongkar sampai ke akar-akarnya karena ini sudah merusak kehidupan khalayak di seluruh Indonesia," ungkapnya.