Pasca Pemilu 2024, harga beras baik jenis premium maupun medium naik di sejumlah wilayah di Indonesia. Pedagang dan pembeli mengeluhkan keadaan tersebut dan berharap pemerintah dapat menstabilkan harga beras sehingga harga beras dapat lebih terjangkau.
Sebagian masyarakat Indonesia menjerit karena naiknya harga beras yang terjadi belakangan ini. Pasar Tradisional Larangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, harga beras premium per kilogramnya berkisar antara Rp16.000 hingga Rp17.000 dari yang sebelumnya dikisaran Rp15.000.
Tak hanya harga yang naik, stok beras premium pun tersendat. Hanya beras medium dari Bulog yang pasokannya stabil.
Tak hanya itu, di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, harga beras premium menembus harga Rp16.500 per kgnya. Sudah ada kenaikan sebanyak 6 kali dalam kurun waktu 1 bulan terakhir. Naiknya harga beras ditenggarai akibat kurangnya pasokan dari beberapa wilayah yang menjadi lumbung beras.
Di tengah meroketnya harga beras, pemerintah berulang kali menegaskan stok beras masih aman. Bahkan menurut
Presiden Joko Widodo stok beras melimpah.
Di awal tahun tepatnya periode Januari 2024, terdapat impor yang jumlahnya juga cukup lumayan sekitar 443.500 ton. Jika merujuk data BPS sepanjang 2023, Indonesia mengimpor beras sebanyak 3 juta ton lebih. Thailand menjadi negara terbanyak dengan mengimpor 1,38 juta ton, diikuti Vietnam, Pakistan, Myanmar serta beberapa negara lain.
Lantas jika stok beras melimpah, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa harga beras terus meroket?
Meskipun volume impor beras pada 2023 mencapai 3,06 juta ton dan di awal 2024 mencapai 443.500 ton, masih belum menjamin ketersediaan dan kestabilan harga beras di pasaran.