Netanyahu Hadapi Tekanan Domestik, Serangan ke Iran Dinilai Pengalihan Isu

13 June 2025 14:11

Jakarta: Pengamat Timur Tengah Dina Sulaiman menilai serangan Israel ke Iran lebih condong ke pengalihan isu di tengah tekanan politik internal yang dialami Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Serangan dilancarkan menjelang parlemen Israel melakukan voting untuk menentukan nasib Netanyahu.

“Parlemen Israel sebenarnya telah menjadwalkan voting untuk membubarkan pemerintahan koalisinya (koalisi Netanyahu) beberapa jam sebelum serangan terjadi," ujar Dina dalam wawancara eksklusif di Breaking News, Metro TV, Jumat, 13 Juni 2025.

Menurutnya, serangan ke Iran sangat jelas strategi diversionary war. Sebuah strategi untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah domestik.
 

Baca: Pemimpin IRGC Hosein Salami Tewas dalam Serangan Israel

"Jadi, upaya sebuah pemerintahan untuk mengalihkan perhatian publik di dalam negeri, dengan membuat isu-isu atau membuat konflik-konflik di luar negeri, sehingga perhatian publik di dalam negeri teralihkan," ujarnya.

Dina melihat posisi Netanyahu sangat lemah saat ini sebagai PM Israel. Tekanannya sudah sangat besar. Para pejabat senior dan mantan petinggi juga sudah menyatakan ketidakpercayaannya karena dianggap sebagai sumber masalah besar.

"Para mantan petinggi Israel itu sudah betul-betul menyerang Netanyahu. Yang terakhir itu Ehud Olmert (PM Israel 2006-2009) itu sampai bilang musuh kita sebenarnya bukan Hamas, katanya. Musuh kita justru yang bikin repot satu negara. Ini adalah Netanyahu. Memang sepertinya sudah terjepit," kata Dina.

Terkait alasan serangan karena tuduhan terhadap program nuklir Iran, bagi Dina juga sangat lemah pernyataannya. Sebab, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan intelijen Amerika Serikat telah berulang kali membantahnya. 

"Kita tahu, Iran itu menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Artinya, pusat-pusat nuklirnya itu diawasi oleh IAEA. Sebaliknya, Israel tidak menandatangani NPT dan seluruh aktivitas nuklirnya itu tidak ada di bawah pengawasan PBB. Di nuklirnya Iran itu, ada kamera IAEA di mana-mana," ungkapnya.

Serangan tersebut pertama kali dilaporkan sekitar pukul 03.00 waktu setempat pada hari Jumat di ibu kota, Teheran, diikuti oleh serangkaian ledakan di beberapa provinsi lain di seluruh negeri.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan kerusakan yang meluas di daerah permukiman Teheran dan wilayah lain, akibat dari apa yang digambarkan sebagai agresi Israel yang membabi buta.

Akibat serangan ini Mayor Jenderal Hossein Salami, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dilaporkan tewas dalam serangan Israel di Teheran.



(Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)