6 October 2025 15:54
Hingga hari kedelapan proses evakuasi runtuhnya mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, tim gabungan masih terus bekerja selama 24 jam tanpa henti. Tim SAR dikerahkan untuk mencari korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan pondok pesantren.
Gabungan Al Khoziny, bahwa proses evakuasi kini sudah memasuki tahap pembersihan akhir puing-puing bangunan. Empat alat berat digunakan secara bersamaan, terdiri dari dua ekskavator, satu breaker, dan satu crane. Sebagian besar area reruntuhan telah dibersihkan hingga ke lantai dasar, sehingga tim dapat membuka akses menuju sektor A3 dan A4.
Namun, tantangan muncul karena sebagian area reruntuhan menempel pada gedung lain yang masih berdiri. Untuk itu, proses pembongkaran diawasi oleh ahli struktur dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya agar tidak menimbulkan risiko tambahan. Berdasarkan data terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga hari ke-8 tercatat 50 korban meninggal dunia dan 104 korban selamat dari total 167 santri yang terdata. Masih ada 13 orang yang diduga tertimbun di bawah reruntuhan.
Pada Senin, 6 Oktober 2025, terdapat 45 jenazah korban yang masih dalam proses identifikasi, termasuk lima bagian tubuh (body part) yang belum teridentifikasi. Tim Biddokkes (Bidang Kedokteran dan Kesehatan) Polda Jawa Timur terus melakukan upaya percepatan identifikasi menggunakan data primer seperti sidik jari dan gigi, serta data sekunder berupa pakaian dan ciri fisik korban.
Kepala Biddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol (Komisaris Besar Polisi) Dr. M. Khusnan, menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui pencocokan data antemortem (data sebelum meninggal) dan postmortem (data setelah meninggal), serta uji DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang dikirim ke laboratorium di Jakarta. Menurut Khusnan, keluarga korban dapat membantu proses ini dengan mengirimkan foto gigi, ijazah yang memuat sidik jari, maupun foto terakhir korban yang menunjukkan struktur wajah atau gigi.
Selain itu, Kombes Pol M. Khusnan juga menambahkan bahwa kondisi jenazah yang sudah beberapa hari menyebabkan sidik jari sulit dikenali. Oleh karena itu, tim forensik juga memanfaatkan foto-foto pribadi, catatan pemeriksaan gigi, hingga pakaian terakhir korban untuk mendukung proses pencocokan identitas. Harapannya, seluruh korban dapat segera teridentifikasi agar dapat diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan secara layak.
(Muhammad Fauzan)