Kisah Bripka Purnomo Budi Membina Napiter di Semarang

24 June 2024 22:21

Isu radikalisme yang bermuara pada aksi terorisme menjadi persoalan yang diantensi oleh pihak kepolisian, khususnya di jajaran Polrestabes Semarang, Jawa Tengah. Untuk mengantisipasi hal itu terjadi, Anggota Unit Bhabinkamtibmas Satbinmas Polrestabes Semarang, Bripka Purnomo Budi Setiyawan meluncurkan inovasi berupa pemberdayaan dan pendampingan komunitas eks napiter.

Upaya pendekatan dan komunikasi dengan mantan narapidana terorisme dilakukan Bripka Purnomo Budi sejak 2018. Dalam perjalanannya, proses pendekatan yang dilakukan Bripka Purnomo tidak mudah dan sering kali mendapat penolakan, bahkan kerap dirasa asing. Stigma polisi adalah musuh atau pihak yang telah memenjarakan kadang kala masih tersisa dibenak para mantan narapidana teroris

Meski begitu, Bripka Purnomo tetap gigih dan sabar untuk melakukan pendekatan. Menurutnya, para mantan narapidana terorisme harus dirangkul dan diberi wadah agar mereka tidak kembali kepada pada paham radikalisme

Bripka Purnomo lantas membina para mantan narapidana teroris tersebut melalui yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani). Melalui yayasan ini pula para mantan narapidana terorisme diberikan pelatihan ekonomi kreatif dan kewirausahan dengan melibatkan lintas stakeholder.

"Kita berkonsep bagaimana, kita membuat program ekomoni kreatif. Kita tawarkan beberapa program. Alhamdulilah kita berinteraksi dengan satu orang ke satu orang kita bisa terbuka, bisa menerima, kita gandeng bareng-bareng. Apapun tantangannya kalau kita sudah berbuat baik pasti semua menjadi baik," kata Bripka Purnomo Budi.
 

Baca juga: Kisah Inspiratif Penyandang Disabilitas yang Jadi Humas Polresta Malang Kota

Badawi Rachman dan Nur Afifudin adalah dua dari banyak orang yang hingga saat ini dekat dengan Bripka Purnomo. Badawi yang dulu ditahan karena mengeloka bengkel dan bunker senjata kini menjalani hidup sebagai penjual susu dan madu. 

"Beliau ini pertama sabar, kemudian tidak mempermasalahkan apa yang kita lakukan dulu, beliau ingin kita menatap masa depan," ujar Badawi Rachman.

Sementara Nur Afifudin yang dulu membantu penyembunyian DPO teroris kini merintis usaha penjualan perabotan rumah tangga melalui toko luring dan daring. "Harapan saya pribadi, terutama bagi teman-teman itu lihat realitas yang sekarang, bahwa kebijakan atau strategi yang kita gunakan dahulu tidak tepat digunakan sekarang ini. Bahkan kalau kita memaksakan diri, kalau saya melihatnya sepeti menggali lubang sendiri," ungkap Nur Afifudin.

Selain mengurus usaha, baik Badawi maupun Nur Afifudin kini juga aktif memberikan penyuluhan terkait radikalisme di berbagai tempat. Bersama anggota lainnya di yayasan Persadani, mereka memiliki kegiatan 'Safari Goes to Ponpes'. Mereka memberikan siar agar tidak ada lagi yang terjerumus ke dalam dunia terorisme.

Di sisi lain, upaya yang dilakukan Bripka Purnomo juga mendapat berbagai penghargaan seperti dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Detasemen Khusus 88 Anti Teror, hingga Kepala Kepolisian Republik Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)