Indonesia dapat menjadi salah satu super power ekonomi baru bersama dengan Tiongkok dan India. Hal itu diyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat peresmian pembukaan BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta. Meski demikian, presiden mengingatkan bahwa untuk mencapai hal itu Indonesia harus memenuhi berbagai syarat dan menghadapi banyak tantangan yang harus dilalui.
Menurut presiden Indonesia akan menghadapi ekonomi global yang diperkirakan berada di kisaran 2,7-2,8% pertumbuhan rata-rata. Oleh karena itu menjaga optimisme menjadi penting dalam menghadapi berbagai tantangan global seperti perlambatan ekonomi dan peningkatan ketegangan geopolitik yang mempengaruhi perekonomian dunia, termasuk perekonomian Indonesia.
“Banyak syarat-syarat yang harus dilalui oleh sebab itu optimisme itu penting. Tantangan yang kita hadapi saya kira kita tahu semuanya perlambatan ekonomi global yang diperkirakan masih di angka-angka 2,7-2,8% rata-rata dan patut kita syukuri Indonesia masih tumbuh di atas 5% growthnya,” kata Jokowi.
Sebelumnya Presiden Jokowi buka suara terkait dengan kondisi deflasi di Indonesia dalam 5 bulan berturut-turut. Jokowi menegaskan deflasi bisa terjadi karena dua hal, yang pertama adalah penurunan harga yang terjadi karena pasokan dan distribusi bahan pokok yang baik, yang kedua deflasi juga bisa terjadi karena adanya daya beli yang berkurang.
Presiden Jokowi menekankan pengendalian harga baik deflasi maupun inflasi harus bisa dikendalikan dengan baik agar semua pihak mendapat keuntungan.
“Yang namanya maupun inflasi itu dua-duanya memang harus dikendalikan sehingga harga stabil tidak merugikan produsen bisa petani, bisa nelayan, bisa UMKM, bisa pabrikan tapi juga dari sisi konsumen supaya harga juga tidak naik. Pengendalian itu yang diperlukan, keseimbangan itu yang diperlukan. Dan kita saat ini kalau terakhir inflasi yoy itu kira-kira 1,8. Baik tapi jangan sampai itu terlalu rendah juga supaya produsen tidak dirugikan, supaya petani yang berproduksi tidak dirugikan itu menjaga keseimangan itu yang tidak mudah dan kita akan berusaha terus,” kata Jokowi.
Sementara itu Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati mengaku tidak khawatir dengan deflasi yang terjadi dalam lima bulan berturut-turut. Sri Mulyani malah melihat hal itu sebagai indikator positif yang menunjukkan penurunan harga khususnya harga volatile food yang tempat tinggi pada tahun lalu.
“Saya lihat dari sisi perkembangan inflasi atau tadi disebutkan deflasi lima bulan berturut-turut, di satu sisi penurunan yang berasal dari
volatile food itu adalah memang hal yang kita harapkan bisa menciptakan level harga makanan di level yang stabil rendah, itu baik untuk konsumen di Indonesia yang terutama menengah bawah mayoritas belanjanya adalah untuk makanan,” tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan pihaknya masih perlu meneliti apakah ekonomi bertumbuh dalam deflasi lima bulan.
“Sedangkan dari
core inflation yang masih tumbuh kita perlu untuk meneliti apakah itu merefleksikan
demand berarti ekonominya masih tumbuh dan memang tumbuhnya sekitar 5% itu adalah hal yang bagus. Jadi dalam hal ini kita menyikapi sebagai hal yang positif terutama juga kalau dari sisi fiskal,” ucap Sri Mulyani.