.

Natalius Pigai Pantau Situasi Kampus Unisba

5 September 2025 16:03

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, memantau langsung situasi Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) usai unjuk rasa yang terjadi pada Senin, 1 September 2025. Kunjungan tersebut dilakukan menyusul laporan penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian ke area kampus.

Dalam kunjungannya, Natalius Pigai menegaskan bahwa fokus utamanya adalah menjamin hak-hak kalangan intelektual di lingkungan perguruan tinggi. Ia menjamin kebebasan akademik dan memastikan bahwa suasana akademik akan tetap terjaga.

Kunjungan tersebut diharapkan dapat memastikan adanya perlindungan terhadap hak-hak mahasiswa dan dosen di lingkungan kampus. Pigai juga berharap insiden kekerasan yang melibatkan aparat tidak terulang kembali di kemudian hari.

 

Baca juga: Kapolda Jabar Minta Maaf soal Gas Air Mata di Kampus, Sebut untuk Bubarkan Perusuh

Kalangan akademisi menilai tindakan aparat dalam menangani kericuhan tersebut sebagai bentuk tindakan represif yang masuk ke lingkungan kampus. Mereka khawatir insiden ini dapat mengganggu iklim dan kebebasan akademik yang seharusnya dijaga.

Dibantah Polisi dan Rektor

Sementara itu, polisi membantah informasi adanya penyerangan terhadap kampus Unisba oleh tim patroli gabungan pascademo di Gedung DPRD Jawa Barat. Polisi mengeklaim tidak ada satu pun anggota yang membawa senjata api saat berpatroli.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, saat patroli gabungan ditemukan adanya tumpukan kayu, serta ban yang dibakar di jalan Tamansari, Kota Bandung, pukul 23.30 WIB. Sehingga, jalan tersebut tak dapat dilewati kendaraan bermotor.

"Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok Anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis," ucap Hendra melalui keterangan resmi, Selasa 2 September 2025.

Hendra menuturkan tim gabungan kemudian turun melakukan pengamanan, serta berupaya membubarkan massa. Pihaknya menduga, kolompok tersebut sudah merancang seolah-olah aparat menyerang UNISBA di kawasan tersebut.

"Mereka secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah Unisba, sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus," ucap Hendra

Saat berupaya melakukan pengamanan, ungkap Hendra, tim patroli gabungan TNI dan Polri kemudian dilempari batu dan bom molotov. Polisi akhirnya terpaksa menembakan gas air mata ke arah kelompok dengan berpakaian sebar hitam tersebut.

"Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko, untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas," kata Hendra.

Di sisi lain, Rektor Unisba Harits Nu'man membantah kabar adanya aparat, dari TNI Polri masuk ke dalam wilayah kampus di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, saat terjadi kericuhan pada, Senin malam, 1 September 2025. Peristiwa kericuhan terjadi usai aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat dan terekam CCTV.

"Saya mengkoordinasi dengan teman-teman di bawah, dan saya lihat pantauan di sini, kami tidak melihat aparat kepolisian walaupun berpakaian preman masuk ke area kampus. Itu murni semuanya demonstran, ya saya sebutkan, pendemo, yang tadi disweeping masuk ke area kampus," kata Rektor Unisba, Harits Nu'man, saat konferensi di kampus Unisba, Selasa 2 September 2025.






(Daffa Yazid Fadhlan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)