Depresiasi Rupiah Picu Produktivitas Daya Saing Industri Melemah

19 June 2024 15:22

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta W. Kamdani mengungkap dampak depresiasi Rupiah terhadap pelaku usaha. Menurutnya, depresiasi rupiah secara umum melemahkan produktivitas daya saing industri. 

"Ada dua dampak terhadap iklim usaha. Pertama, beban operasi usaha. Kedua, penurunan pertumbuhan penjualan pasar," kata Shinta dalam tayangan Zona Bisnis, Metro TV, Rabu, 19 Juni 2024.

Shinta menyebut pelaku usaha di beberapa sektor sudah menyatakan adanya stagnasi pertumbuhan penjualan sejak akhir tahun 2023. Hal itu diperoleh dari hasil survei yang dilakukan APINDO.

"Kebetulan APINDO melakukan survei pada 2.000 pengusaha dan itu menunjukkan 70% pelaku usaha mengalami perlambatan pertumbuhan atau stagnasi penjualan," jelasnya.
 

Baca juga: Depresiasi Rupiah Berdampak ke Industri Makanan dan Minuman

Dari survei yang dilakukan APINDO, tercatat mayoritas pelaku usaha memperoleh penjualan kurang dari 5% year on year. Hal ini menunjukkan stagnasi penjualan.

"Kombinasi dari kedua dampak ini menyebabkan kinerja usaha cenderung turun karena beban usaha semakin tinggi," ucapnya.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, rupiah ditutup di level Rp16.374/USD pada pedagangan Jumat, 14 Juni 2024. Angka itu turun 6,33% dibandingkan penutupan akhir 2023. Angka itu juga sekaligus menjadi depresiasi paling dalam selama kalender berjalan. 

Di sisi lain, kinerja Dolar terhadap mata uang lainnya yang tercermin dari indeks Dolar tercatat menguat 0,63?lam sepekan. Hal ini menyusul kebijakan The Fed yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga acuan hanya satu kali di akhir 2024 sebanyak 25 basis poin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)