NEWSTICKER

Langkah Bercabang Jokowi

N/A • 22 May 2023 21:38

Tegak lurus dengan keputusan partai sejatinya menjadi sikap yang harus diambil oleh setiap kader tanpa terkecuali. Tegak lurus pula ketika sudah muncul satu nama yang dijadikan sebagai bakal calon presiden (bacapres) di Pemilu 2024. 

Tetapi langkah Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDI Perjuangan malah justru terlihat bercabang, ke kanan dan ke kiri. Padahal, partai banteng moncong putih sudah memutuskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bacapres pada 21 April silam.  

Sulit bagi publik untuk teryakinkan bahwa Jokowi sudah ajek di dalam gerbong pemenangan Ganjar. Ketika acara halalbihalal relawan Jokowi di Senayan, Sabtu (13/5/2023) lalu digelar, Ganjar hadir tapi tidak dengan si empunya nama.

Jokowi baru datang keesokan harinya dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) yang juga diinsiasi para relawannya. Di sana, dia menerima tiga nama capres versi Musra yaitu Ganjar, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Alih-alih mengatakan dirinya sudah menjatuhkan pilihan kepada Ganjar sesuai dengan keputusan partai, ia justru berujar: "Itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai."

Publik dibuat semakin terheran-heran karena putra sulung Jokowi Gibran Rakabuming Raka bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Solo, Jumat (19/5/2023). Relawan Gibran dan Jokowi se-Jateng dan Jatim bahkan kemudian resmi mendukung Prabowo sebagai capres 2024. 

Embusan kecurigaan bahwa Jokowi lebih mendukung Ketua Umum Partai Gerindra itu menjadi penerus tongkat estafet karena Kaseang Pangarep selaku putra bungsu Jokowi viral di media sosial mengenakan kaos bergambar Prabowo.

Bisa jadi sikap dua kaki trah Jokowi ini yang membuat Gibran diminta memberi klarifikasi di Kantor DPP PDIP, Menteng Jakarta Pusat, Senin (22/5). Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kemudian menasihati Gibran untuk mengantisipasi dansa-dansa politik menjelang Pemilu 2024. 

Namun, sulit kiranya menghentikan dansa-dansa itu sepanjang Jokowi terus mengambang dan belum berada dalam satu orkestrasi pencapresan bersama PDIP. Semakin pelik karena sang petugas partai sepertinya memilih berada di sudut berbeda sambil terus menabuh genderang tarian.
(Nienda Farras Athifah)