Para petani di kaki Gunung Kerinci, Jambi menaruh harapan kepada Presiden dan kabinetnya lantaran harga tomat sudah beberapa bulan anjlok. Sementara itu di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) peternak resah karena ribuan ekor sapi terancam mati akibat belum divaksin.
Para petani yang berada di kaki Gunung Kerinci mengeluh sudah dua bulan lebih harga tomat tidak kunjung naik turunnya harga tomat di tingkat petani karena berkurangnya permintaan dari luar daerah kering namun beberapa minggu ini harga tomat sudah mulai ada sedikit kenaikan di tingkat petani yakni Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilogram (kg).
Salah seorang petani tomat menceritakan beberapa bulan lalu harga tomat jatuh berada di harga titik terendah yakni Rp500 per kg. Ia berharap harga tomat bisa kembali normal di Kisaran Rp10 ribu per kg. Melihat kondisi harga tomat saat ini, petani tersebut pesimis jika modal dapat kembali apalagi saat ini daya perawatan tomat semakin mahal.
Sementara itu ribuan ekor sapi di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur belum mendapatkan pelayanan vaksin. Hal ini meresahkan para peternak sapi karena sapi-sapi mereka terancam sakit dan mati bila memasuki musim hujan yang rentan dengan penyakit hewan.
Seperti yang terlihat di desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat. Para peternak di desa ini cemas lantaran ada sekitar 6.000 ekor sapi di desa ini yang belum mendapatkan vaksin dari dinas peternakan setempat.
Jumlah itu tidak termasuk sapi di desa lain yang juga belum mendapat vaksin. Selain itu para peternak juga mengaku dalam beberapa bulan terakhir penjualan ternak sapi Mengalami penurunan yang drastis.
"Setahun ini belum ada pelayanan vaksin. Justru vaksinasi itu membantu tapi sampai sekarang belum ada vaksin," kata salah satu peternak, Okto.