Siti Yona Hukmana • 24 October 2025 14:26
Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) merespons penyitaan 197,71 ton narkoba oleh Bareskrim Polri dan Polda jajaran dalam periode Januari-Oktober 2025. Penyitaan barang haram ini dinilai bukti Polri serius memberantas peredaran narkotika.
"Langkah-langkah Kepolisian untuk pemberantas itu, terutama dalam momen saat ini dengan 197 sekian ton, itu menunjukkan keseriusan pemberantasannya," kata Komisioner Kompolnas Mohamad Choirul Anam kepada Metro TV, Jumat, 24 Oktober 2024.
Kompolnas mengapresiasi langkah-langkah Kepolisian dalam pemberantasan narkoba. Apalagi, 197,71 ton narkoba yang disita itu berbagai jenis. Dengan rincian, sabu 6,95 ton, ganja 184, 64 ton, ekstasi 1.458.078 butir atau 437.423 gram dengan asumsi 1 butir sama dengan 0,3 gram, kokain 34,49 kg, heroin 6,83 kg, tembakau gorilla 1,87 ton.
Lalu, happy five 286.454 butir atau 85.936 gram dengan asumsi 1 butir sama dengan 0,3 gram, hashis 52 gram, ketamine 27,724 kg, happy water 39.703 gram, obat keras 11.941.665 butir atau 3.582.500 gram dengan asumsi 1 butir sama dengan 0,3 gram, etomidate 17.611 ml/gram atau 8.806 pods dengan asumsi 2 ml sama dengan 1 pods, dan THC 5.531 gram.
Selain itu, Anam menyebut Polri juga menangkap 51.763 tersangka, yang 150 di antaranya anak-anak. Anam menyebut hal ini menunjukkan bahwa narkoba masih menjadi problem serius di Indonesia.
Namun, Anam mengatakan penyitaan hampir 200 ton dan penangkapan puluhan ribu tersangka itu menunjukkan sikap akuntabilitas dalam pemberantasan narkoba. Sebab, kata Anam, akuntabilitas adalah kunci dalam upaya ini.
Karena akan menimbulkan efek partisipasi kepercayaan publik yang melahirkan partisipasi yang besar dari masyarakat. Tanpa partisipasi yang besar dari masyarakat, pemberantasan narkoba dengan berbagai dimensinya tidak akan maksimal.
"Oleh karenanya, kami juga mengapresiasi bentuk akuntabilitas yang dilakukan oleh rekan-rekan Kepolisian," ucap Anam.
Tantangan untuk ungkap jaringan lebih besar
Namun, Anam mengatakan tantangannya jangan pernah berhenti dalam mengungkap jaringan-jaringan yang lebih besar dan jaringan lebih utama. Terutama, sosok di balik peredaran narkoba yang begitu besar itu. Menyelesaikan tantangan itu, Polri membutuhkan dukungan semua pihak.
"Nah, ayo kita dukung Kepolisian dalam pemberantasan narkoba. Ini tidak hanya untuk kepentingan Kepolisian, tidak hanya untuk kepentingan penegakan hukum, tapi untuk kepentingan kita semua, untuk kepentingan masa depan kita. Dan yang paling penting, ayo kita jaga akuntabilitasnya dan transparansi kerja-kerja Kepolisian," pungkas Anam. (Yon)