Jakarta: Demonstrasi yang disertai aksi anarkis telah berlalu. Saatnya seluruh komponen bangsa bersatu demi kepentingan bersama, terutama agar perekonomian terus berjalan bahkan melaju lebih kencang.
Optimisme ini bukan tanpa alasan, sebab kerusakan dan kerugian akibat demonstrasi pekan lalu terpusat di infrastruktur umum. Tidak ada pusat produksi dan pusat perekonomian yang dirusak massa. Meski pusat produksi dan perekonomian aman dari kerugian, tidak demikian halnya dengan infrastruktur publik.
Baca juga: Mencari Kadilan untuk Almarhum Affan Kurniawan |
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, menghitung total kerugian akibat demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia, nilainya diperkirakan mencapai hampir Rp900 miliar.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum, kerusakan infrastruktur terjadi mulai dari kerusakan ringan, sedang, hingga berat, mulai dari terbakar ringan sampai benar-benar terbakar habis.
Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan menjadi daerah dengan kerugian tertinggi, terutama akibat pembakaran gedung DPRD dan infrastruktur penting lainnya.
Infrastruktur dan bangunan yang rusak di antaranya sekitar gedung
DPR RI Senayan, Jakarta, beberapa gerbang tol, halte bus TransJakarta, bangunan cagar budaya kantor pemerintahan, dan infrastruktur umum lainnya.
Kerugian di Jakarta
Sementara kerugian di Jakarta akibat kerusakan fasilitas umum ditaksir sebesar Rp80 miliar. Menurut Gubernur Jakarta Pramono Anung, kerusakan paling parah adalah jembatan penyeberangan orang (JPO) di Senen dan Polda Metro Jaya. Selain itu kerusakan lain terjadi di pintu masuk MRT Jakarta.
Atas kerusakan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum telah menganggarkan dana sebesar Rp900 miliar untuk pembenahan infrastruktur yang terdampak.
Penyiapan anggaran tersebut sesuai arahan dari Presiden Prabowo Subianto dan dipastikan tidak akan mengganggu proyek strategis lainnya.
Dody Hanggodo menegaskan bahwa anggaran yang disiapkan adalah anggaran darurat pemerintah.
Sumber: Redaksi Metro TV