18 July 2024 11:16
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan jalan panjang melalui berbagai tantangan di dunia pertanian. Mulai dari dampak krisis iklim terhadap produktivitas hingga persiapan swasembada pangan yang sudah mencapai 70 persen menjadi bukti konkrit konsistensi Kementerian Pertanian membawa Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di 2045.
Di tengah terpaan krisis iklim dunia yang mengancam industri pertanian di hampir 59 negara, Indonesia diketahui berhasil bangkit dari keterpurukan. Mulai dari tantangan ketersediaan pupuk yang sebelumnya berada di bawah 50%.
"Dunia krisis pangan dan krisis energi, ada 59 negara terancam kelaparan. Saudara-saudara kita yang kekurangan gizi, kekurangan pangan 970 juta atau hampir satu miliar. Ini perhatian serius dunia," Mentan Amran.
Saat ini, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan petani dalam negeri. Bahkan, volumenya disebut meningkat dua kali lipat.
Tidak hanya pupuk, penggunaan benih, teknologi modern, hingga pemanfaatan kartu tani sempat menjadi tantangan tersendiri. Terutama para petani yang tinggal di perbatasan atau remote area, seperti Kalimantan, Papua, dan Palu. Mentan menegaskan masyarakat perbatasan harus menjadi daerah prioritas bantuan.
"Harusnya mendapat prioritas bantuan ialah LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) petani yang ada di hutan," ujar Mentan.
Menghadapi ancaman krisis pangan, Mentan juga mendorong pengadaan alat pertanian setiap lima tahun dengan 20% per tahunnya. Hal itu bertujuan untuk mempertahankan umur mesin yang ekonomis, sehingga menjadi bahan pertimbangan alat yang masih beroperasi menguntungkan atau tidak.
"Mesin pertanian yang kami terapkan dulu itu sudah tua, ini harus setiap tahun diadakan, itu setiap lima tahun kalau bisa 20%," ucap Mentan.
Baca juga: Mentan Pede Pertanian Indonesia Bakal Kembali Cetak Swasembada |