.

Pemerintah RI Desak Peru Investigasi Kasus Penembakan Zetro Purba

4 September 2025 13:10

Pemerintah Indonesia mendesak otoritas Peru untuk melakukan investigasi menyeluruh atas kasus penembakan yang menewaskan seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Zetro Leonardo Purba. Zetro tewas ditembak oleh orang tak dikenal pada Rabu, 3 September 2025.

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta menyatakan, insiden tersebut memiliki kemiripan dengan aksi perampokan. Dugaan ini diperkuat oleh fakta bahwa korban baru saja mengambil uang dari ATM sesaat sebelum kejadian.

"Ini murni tindakan kriminal, dan kami telah mengirim surat ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Peru untuk menuntut penyelidikan tuntas," ujar Anis Matta di Jakarta, Kamis, 4 September 2025.
 

Baca juga: Mendagri Peru Menduga Staf KBRI Ditembak oleh Pembunuh Bayaran

Peristiwa tragis itu terjadi saat Zetro sedang bersepeda bersama istrinya, hanya beberapa meter dari kediaman mereka. Korban ditembak sebanyak tiga kali dari jarak dekat. Zetro meninggal dunia setelah sempat dievakuasi ke klinik setempat.

Anis menegaskan insiden ini akan menjadi bahan evaluasi serius bagi pemerintah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan sistem keamanan dan perlindungan bagi seluruh staf diplomatik Indonesia yang bertugas di luar negeri.

Pemerintah juga memastikan akan memberikan pendampingan penuh kepada keluarga yang ditinggalkan. Hal ini mencakup perlindungan serta pengurusan pemulangan jenazah Zetro ke Tanah Air.
 

Diduga Dibunuh Pembunuh Bayaran

Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menduga Zetro Leonardo Purba ditembak oleh pembunuh bayaran. Sebab, tidak ada barang milik Zetro yang hilang dalam kasus tersebut.

"Tidak ada barang yang dicuri darinya. Mereka menunggunya dan peluru mengenai kepalanya. Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun," kata Malaver.

Sementara Menteri Luar Negeri Peru, Elmer Schialer, menyebut kasus pembunuhan tersebut akan diselidiki secara menyeluruh. Pihaknya juga menyebut penembakan ini terjadi di tengah meningkatnya kasus pemerasan dan pembunuhan di Peru.



(Daffa Yazid Fadhlan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)