3 May 2024 15:08
Pemerintah Indonesia kini tengah waspada menghadapi dampak rambatan dari konflik geopolitik dan gejolak ekonomi global. Dalam konferensi pers APBN KiTa yang digelar 26 April 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui adanya potensi dampak rambatan dari konflik geopolitik di Timur Tengah terhadap harga minyak mentah dunia.
Pasalnya kenaikan harga minyak mentah dunia berpotensi membuat anggaran subsidi energi membengkak.
Tekanan tidak hanya berasal dari konflik geopolitik, tetapi juga di sektor keuangan. Kali ini datang dari Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) yang tak kunjung menurunkan tingkat suku buganya, demi menurunkan tingkat inflasi di Amerika.
Masalahnya, tingginya tingkat suku bunga Federal Funds Rate (FFR) bisa memperkuat indeks dolar dan menekan mata uang sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Mengatasi hal ini, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga BI rate sebesar 25 basis poin ke level 6,25%.
Baca: Sri Mulyani Sebut 32 Negara Anggota IsDB 'Fragile' di Tengah Konflik Geopolitik |