Tokoh Gerakan Nurani Bangsa Bertemu Jusuf Kalla Serukan Pemilu Jurdil

Alarm selamatkan jalannya Pemilu 2024 yang tinggal 7 hari lagi terus dinyalakan warga negara. Teranyar adalah dialog gerakan nurani bangsa yang khawatir pemilu tidak berlangsung dalam situasi jujur dan adil.

Istri almarhum presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dan putrinya Alissa Wahid menjadi motor gerakan ini.

Pada Rabu 7 Februari 2024 pagi, para tokoh gerakan ini berdialog dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla di Jakarta. Turut hadir dalam pertemuan stri almarhum cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid, Omi Komaria; Ketua umum PGI, Pendeta Gomar Gultom; Rektor UIII, Komarudin Hidayat; Makarim Wibisono; dan Romo Ign Kardinal Suharyo. 

Usai pertemuan, Jusuf Kalla meminta aparat negara, polisi, tentara, kepala desa, agar kembali ke hati nuraninya untuk menjaga Pemilu 2024 jujur dan adil.

"Ada pertanyaan dan kekhawatiran hati nurani kita dan hati nurani kekuasaan sudah menurun. Sama dengan gerakan hidup sehat. Mungkin kita sakit. Jadi ada gerakan hidup sehat," ujar JK di kediamannya Jalan Brawijaya Nomor 6, Jakarta Selatan, Rabu, 7 Februari 2024.

JK menjelaskan hati nurani menentukan sikap dan tindak setiap individu. Sehingga ia menekankan penting bagi setiap pihak memiliki hati nuraninya.

Gerakan nurani bangsa telah bertemu dengan sejumlah tokoh dan lembaga termasuk rencana bertemu Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya mereka sudah berdialog dengan Ketua KPU bertemu dengan Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Alarm menyelamatkan demokrasi dan etika bernegara yang baik sehingga Pemilu 2024 berlangsung jujur, adil dan bebas dari intervensi kekuasaan tengah dinyalakan oleh sedikitnya 120 civitas akademika. Suara-suara kampus adalah sebuah kritik kepada Presiden Joko Widodo yang diduga tidak netral dan diduga tengah menggunakan kekuasaannya untuk tujuan politik elektoral.