Uang tunai senilai Rp2,4 triliun dipamerkan Kejaksaan Agung (Kejagung) pada awal pekan ini. Tumpukan uang tersebut hanya secuil dari uang pengembalian kerugian negara dalam kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO) sebesar Rp13,2 triliun.
Secara simbolis, Kejagung menyerahkan uang-uang itu kepada Kementerian Keuangan. Menurut Jaksa Agung, uang tunai yang ditampilkan hanya sebagian kecil karena keterbatasan ruangan.
"Kami sudah melakukan eksekusinya, tinggal kami serahkan keseluruhan (uang). Jumlahnya ini Rp13,255 triliun, tetapi tidak mungkin kami hadirkan di sini semua. Kalau Rp13 triliun mungkin tempatnya yang tidak memungkinkan. Jadi ini sekitar Rp2,4 triliun," kata Jaksa Agung, ST Burhanuddin.
Presiden Prabowo Subianto menyempatkan diri menyaksikan momen bersejarah ini, rekor terbesar pengembalian kerugian negara. Menurut Presiden, masuknya uang belasan triliun ini dapat digunakan untuk memperbaiki ribuan sekolah atau membangun ratusan kampung nelayan. Presiden juga mengingatkan penegakan hukum jangan sampai tumpul ke atas, namun tajam ke bawah.
"Penegak hukum harus punya hati. Jangan tumpul ke atas, tajam ke bawah. Itu zalim," ujar Presiden Prabowo.
Pemulihan kerugian negara merupakan wujud menegakkan keadilan bagi rakyat. Akhir Desember tahun lalu, saat berpidato dalam penutupan Musrenbangnas RPJMN 2025-2029, Presiden Prabowo menegaskan pembangunan nasional harus bebas dari kebocoran.
"Rakyat harus yakin, harus bertekad bahwa kita sekarang ingin melaksanakan pembangunan nasional dengan mengurangi segala bentuk kebocoran, manipulasi,
mark up, akal-akalan dan sebagainya. Ini membutuhkan kerja sama semua pihak, " ujarnya.
Sebelum dilantik menjadi presiden pun, Prabowo telah berkomitmen memberantas korupsi. Saat berpidato dalam penutupan Rapimnas
Partai Gerindra pada Agustus 2024, Prabowo menyatakan akan mengejar koruptor hingga ke Antartika. Dalam pidato pelantikan 1 tahun lalu, Presiden Prabowo juga menyoroti kebocoran anggaran negara serta maraknya praktik korupsi dan kolusi.
"Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah di semua tingkatan," tutur Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo kerap mengulangi komitmen pemberantasan korupsi saat berpidato di Bandung akhir pekan lalu. Prabowo menyatakan tidak takut berhadapan dengan koruptor yang memiliki kekuatan uang.
"Saya enggak apa-apa dibenci asal rakyat saya tidak benci saya. Kalau saya dibenci oleh maling-maling koruptor, manipulator, penipu-penipu yang serakah, enggak apa-apa, enggak ada urusan," imbuhnya.