Jakarta: Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi buka suara soal wacana pembangunan dan renovasi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny dengan menggunakan APBN. Musala di ponpes itu ambruk hingga menewaskan puluhan santri.
Menurut Prasetyo, pemerintah masih mempelajarinya mengenai wacana tersebut. Terutama mempelajari soal estimasi biaya dan skala prioritas.
"Apakah ponpes yang sekarang eksis yang menjadi prioritas ataukah ke depan, misalnya, ada pembangunan pondok-pondok yang baru. Nah, itu sedang dicoba dipelajari ya," kata Prasetyo, dalam program Metro Pagi Primetime Metro TV, Selasa, 14 Oktober 2025.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) juga sudah diminta untuk melakukan pemeriksaan ke lapangan. Mereka melakukan pengkajian ke setiap ponpes untuk memastikan bahwa bangunan-bangunan fisik itu betul-betul terjamin keamanannya.
"Yang penting adalah bapak Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan kepada kita semua untuk sekali lagi melakukan pendataan menginventarisir. Terutama yang berkenaan dengan masalah keselamatan itu harus menjadi prioritas utama," tutur Prasetyo.
Tragedi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny terjadi pada Senin, 29 September 2025. Kejadian tersebut menewaskan puluhan santri yang sedang melaksanakan salat Ashar berjemaah.
Total korban dari operasi SAR selama sembilan hari mencapai 171 orang. Rinciannya terdiri dari 104 orang selamat dan 67 kantong jenazah yang dikirim ke Tim DVI Polda Jatim.