Sukabumi: Generasi muda Indonesia dituntut untuk lebih siap menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Di Sukabumi, Jawa Barat, SMKN 1 Cibadak hadir sebagai pelopor dengan menerapkan teaching industry, sebuah model pembelajaran di mana industri hadir dan beroperasi langsung di lingkungan sekolah.
Kepala SMKN 1 Cibadak, Iwan, menjelaskan bahwa konsep teaching industry merupakan transformasi dari teaching factory. Jika sebelumnya pembelajaran hanya sebatas praktik laboratorium dengan simulasi industri, maka kini industri benar-benar ada di sekolah dan menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya belajar teori, tapi juga langsung terlibat dalam aktivitas produksi, target kerja, hingga budaya kerja industri.
“Siswa sejak kelas 10 sudah diperkenalkan sebagai helper. Saat kelas 11, proporsinya dibalik, 70 persen praktik dan 30 persen teori. Jadi saat mereka lulus, sudah siap kerja dan tidak perlu pelatihan panjang di perusahaan,” ujar Iwan dikutip dari
Selamat Pagi Indonesia Metro TV pada Senin, 23 Juni 2025.
Saat ini, SMKN 1 Cibadak bekerja sama dengan beberapa perusahaan seperti PT Akasha Wira Internasional Tbk dan CV Indokopi Makmur Sentosa. Siswa ikut terlibat dalam produksi mi instan dan cokelat yang dipasarkan secara nasional dan internasional. Mereka dilatih memahami analisis pasar dan strategi pemasaran, meski distribusi produk tetap menjadi tanggung jawab industri.
Sekolah juga telah menjadi SMK dengan status BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), yang memungkinkan sistem keuangan fleksibel untuk mendukung pengembangan
teaching industry. Meski tidak berorientasi pada keuntungan, kolaborasi dengan industri memberikan manfaat nyata baik bagi
sekolah maupun siswa.
Dengan model ini, SMKN 1 Cibadak berhasil mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga berjiwa wirausaha dan siap melanjutkan pendidikan tinggi.
Teaching industry terbukti menjadi solusi efektif menjawab tantangan pendidikan kejuruan di era modern.
(Tamara Sanny)
Streaming