Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meninggalkan KTT G7 lebih awal sebagai langkah sepenuhnya positif. Pernyataan ini disampaikan di tengah upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan Israel-Iran.
Trump akan melewatkan sejumlah pertemuan penting pada Selasa, 17 Juni 2025. Termasuk pembahasan perang Ukraina dan isu perdagangan global. Macron mengungkapkan, Trump telah memberitahunya tentang pembicaraan yang sedang berlangsung untuk mengurangi ketegangan antara Israel dan Iran.
Mengutip dari
Zona Bisnis, Metro TV, Rabu, 18 Juni 2025, Macron menegaskan Prancis siap memberikan dukungan penuh jika AS berhasil mengamankan gencatan senjata. Ia juga menambahkan bahwa AS memiliki peran krusial dalam konflik ini.
KTT G7 yang digelar di Kanada ini semula difokuskan pada tekanan global. Namun agenda terganggu setelah serangan udara Israel ke
Iran memicu kekhawatiran eskalasi terkait program nuklir Iran.
Dalam pertemuan itu, Para pemimpin negara-negara G7 menyatakan, bahwa Iran tidak akan pernah boleh memiliki senjata nuklir seiring semakin meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
"Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror regional," kata para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.
"Kami secara konsisten menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah boleh memiliki senjata nuklir," sambung mereka, dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, 17 Juni 2025.
Menegaskan kembali komitmen G7 terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, mereka mengatakan: "Dalam konteks ini, kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap keamanan Israel."
(Muhammad Adyatma Damardjati)