Zein Zahiratul Fauziyyah • 1 October 2025 19:56
Jakarta: Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah mengubah wajah dunia kerja secara signifikan. Dari sektor kreatif, perbankan, hingga manufaktur, teknologi otomatisasi mulai mengambil alih sejumlah peran yang sebelumnya dijalankan oleh manusia. Namun, para pakar menilai tidak semua profesi dapat sepenuhnya digantikan oleh mesin.
Beberapa pekerjaan yang menuntut empati, kebijaksanaan, hingga keberanian dalam situasi darurat, masih akan tetap mengandalkan manusia sebagai penggerak utamanya.
1. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Menurut pakar ketenagakerjaan, profesi di
bidang kesehatan dan sosial tidak bisa sepenuhnya diserahkan pada AI. Dokter, perawat, maupun pekerja sosial dituntut memiliki lebih dari sekadar pengetahuan teknis. Empati, kebijaksanaan, serta kemampuan memahami kondisi pasien secara menyeluruh merupakan aspek yang tak tergantikan oleh mesin. AI hanya dapat berperan sebagai pendukung diagnosis atau administrasi, bukan menggantikan peran utama tenaga kesehatan.
2. Bidang Hukum
Meski teknologi telah banyak membantu analisis dokumen hukum dan penelitian yurisprudensi, peran pengacara serta hakim tetap vital.
Profesi hukum menuntut kemampuan menafsirkan aturan, menggunakan pertimbangan moral, serta menguasai seni berargumen di ruang sidang. Hal-hal tersebut membutuhkan kecerdasan emosional dan komunikasi yang belum bisa dijalankan oleh AI.
3. Layanan Tanggap Darurat
Profesi di garis depan seperti pemadam kebakaran,
tenaga medis gawat darurat, dan penyelamat pantai masih sangat bergantung pada keberanian dan refleks manusia. Situasi krisis membutuhkan keputusan instan yang tepat, sekaligus aksi langsung di lapangan. AI memang mampu mendukung lewat sistem navigasi atau deteksi dini, tetapi dalam hal mengevakuasi dan menyelamatkan nyawa, peran manusia tetap utama.
AI Sebagai Mitra, Bukan Ancaman
Sobat MTVN Lens, meskipun beberapa profesi dinilai lebih aman dari otomatisasi, bukan berarti pekerjaan tersebut sepenuhnya bebas dari pengaruh
teknologi. AI justru diharapkan menjadi mitra yang membantu pekerjaan menjadi lebih efektif, sementara manusia dapat lebih fokus pada aspek kemanusiaan.
Ke depan, kolaborasi antara kecerdasan buatan dan manusia diprediksi menjadi model kerja paling ideal. AI dapat mempercepat proses teknis, sementara manusia tetap memegang peran pada dimensi empati, moralitas, serta pengambilan keputusan yang kompleks.
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.