Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan permintaan maaf, karena terang yang dijanjikan untuk Aceh tak kunjung datang di sejumlah wilayah terdampak bencana. Permintaan maaf ini ia ucapkan setelah sebelumnya menyatakan 93 persen pasokan listrik di Aceh telah kembali normal.
"Kalau ada yang memang belum maksimal kami memberikan pelayanan, kami memohon maaf," ujar Bahlil, dalam program Primetime News Metro TV, Rabu, 10 Desember 2025.
Dia mengakui masih banyak kekurangan yang terjadi. Menurutnya, keadaan di lapangan sangat dinamis, sehingga banyak kemungkinan terjadi perubahan.
"Karena itu, sebagai pemerintah kami juga ikut prihatin yang sedalam-dalamnya," kata Bahlil.
Aceh Tamiang Masih Gelap Gulita
Permintaan maaf ini sejalan dengan kondisi di Kabupaten
Aceh Tamiang. Hingga kini, warga di sana masih bertahan hidup dalam kegelapan. Aktivitas warga terhambat total saat malam tiba.
Meskipun belum mendapatkan akses listrik, beberapa warga nekat kembali ke rumah mereka untuk mengamankan harta benda dan mencoba melanjutkan kehidupan.
Bagi para korban, listrik bukan hanya soal penerangan, tetapi kebutuhan dasar untuk layanan kesehatan dan pemulihan ekonomi yang lumpuh total akibat bencana.
Sebelumnya, Bahlil melaporkan perkembangan signifikan terkait pemulihan kelistrikan pascabencana di Provinsi Aceh. Dalam Rapat Terbatas bersama Presiden pada Minggu 7 Desember 2025, Bahlil mengklaim bahwa 97 persen pasokan
listrik di berbagai wilayah terdampak kini telah kembali menyala.
Secara khusus, Bahlil menyoroti Kabupaten Aceh Tamiang yang sebelumnya sempat viral di media sosial karena kondisinya yang gelap gulita dan mencekam, kini dipastikan sudah kembali terang benderang.
"Aceh Tamiang jam 20.30 itu sudah semua, Pak. Kemudian Bener Meriah menyala jam 20.45. Gayo Lues tadi pagi subuh sudah nyala," lapor Bahlil kepada Presiden.