25 January 2024 22:49
Netralitas Presiden Joko Widodo dalam Pemilu 2024 dinilai telah luntur. Hal itu karena ketidakkonsistenan sikap dan pernyataan yang ditunjukkan Presiden.
Dalam agenda di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu 24 Januari 2024 pagi, Jokowi secara terang-terangan mengatakan seorang presiden boleh berkampanye dan berpihak. Padahal sebelumnya Presiden Jokowi beberapa kali mengatakan pemerintah baik daerah maupun pusat harus netral.
Pernyataan Presiden Jokowi ini tentu menimbulkan kontroversi. Namun pengamat politik mengaku tidak terkejut dengan sikap Presiden Jokowi yang plin-plan seperti itu. Sebab salah satu sikap yang paling dikenali dari Jokowi adalah ketidakkonsistenannya.
"Beliau ini konsisten untuk tidak konsisten dengan apa yang diucapkan kan. Sebenarnya ini tidak mengejutkan," ungkap pengamat politik, Ray Rangkuti.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla pun angkat bicara. JK mengingatkan Presiden Joko Widodo agar tetap netral dalam pemilu 2024. JK menyinggung yang diucapkan Joko Widodo sebagai presiden untuk menjaga netralitas dan bersikap adil sebagai pemimpin negara.
"Sumpah seorang presiden dan sumpah wakil presiden mengatakan lebih tinggi daripada undang-undang, kalau sumpah seseorang," jelas JK.
"Kalau presiden atau wakil presiden berpihak itu artinya Dia tidak melaksanakan sumpahnya bahwa melaksanakan pemerintahan seadil-adilnya," lanjutnya.
Lalu apa yang membuat Presiden Jokowi yang mulanya menyatakan netral kemudian saat ini menyatakan boleh berpihak? Pengamat politik melihat hal ini terkait dengan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran yang stagnan di angka 40-an% sehingga Presiden Jokowi perlu turun tangan langsung untuk mendongkraknya.
"Makanya beliau gusar dan terus terang ya, maaf kata, ini sudah benar-benar membabi buta ke sana kemari, menggunakan fasilitas negara, membagi-bagikan beras yang boleh dikatakan itu adalah cadangan yang dimiliki negara untuk kemudian bukan mustahil ini adalah bagian dari cara membeli suara rakyat," jelas pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti.
Keberpihakan Presiden Jokowi di Pilpres 2024 sudah sering menjadi perbincangan publik. Jokowi bahkan disebut gencar membantu untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran dengan membagikan bantuan sosial setiap berkunjung ke daerah.