.
12 September 2025 18:46
Jakarta: Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), Piter Abdullah, memuji langkah berani Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyuntikkan likuiditas Rp200 triliun ke enam bank BUMN. Namun, kebijakan tersebut tidak akan efektif jika tidak diiringi upaya untuk membangkitkan permintaan kredit dari sektor riil yang saat ini lesu.
Tanpa adanya permintaan yang kuat dari para pelaku usaha, Piter khawatir dana triliunan rupiah tersebut tidak akan mencapai sasaran utamanya, yaitu upaya untuk menggerakkan sektor produktif.
"Jika permintaan kredit tidak ada, maka dana Rp200 triliun ini tidak akan tersalurkan ke sektor produktif. Risiko terbesarnya adalah dana tersebut hanya akan parkir dan ditempatkan kembali oleh perbankan pada instrumen Bank Indonesia yang lebih aman, sehingga tujuan untuk menggerakkan ekonomi riil tidak tercapai," kata Piter, dalam Zona Bisnis, Metro TV, Jumat, 12 September 2025.
Baca juga: Dikucuri Hari Ini, Cek Daftar 6 Bank yang Disuntik Dana Rp200 Triliun ADVERTISEMENT |
Oleh karena itu, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada langkah pemerintah selanjutnya. Stimulus untuk mendorong gairah investasi dan permintaan kredit pada sektor riil menjadi kunci agar dana besar tersebut benar-benar berdampak pada perputaran roda ekonomi nasional.
Di sisi lain, dia menekankan bahwa akar permasalahan ekonomi saat ini tidak terletak pada ketersediaan dana di perbankan. Menurutnya, masalah yang lebih fundamental berada pada sisi permintaan.
"Namun, perlu dipahami bahwa persoalan mendasar kita saat ini bukan kekurangan likuiditas di perbankan. Likuiditas perbankan kita justru sangat melimpah, tetapi masalahnya adalah permintaan kredit dari sektor riil yang masih lesu dan belum bergairah untuk melakukan ekspansi usaha," ucapnya.
Seperti diketahui, Menkeu Purbaya menyatakan berencana memasukkan dana sebesar Rp200 triliun ke dalam sistem perbankan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Langkah ini merupakan komitmennya untuk menghidupkan kembali dua mesin perekonomian, yakni fiskal dan moneter.
"Saya lihat Kemenkeu bisa berperan di situ dengan memindahkan sebagian uang yang selama ini ada di bank sentral kebanyakan. Ada Rp430 triliun, saya pindahkan ke sistem perbankan Rp200 triliun," ujar Purbaya.
Dana ini merupakan bagian dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah sebesar Rp425 triliun yang saat ini berada di rekening khusus Bank Indonesia (BI), dan akan dialihkan ke perbankan.
Bank penerima dana Rp200 triliun tersebut adalah.
(Daffa Yazid Fadhlan)