Menkeu Purbaya Diharapkan Bisa Tunjukkan Terobosan Positif

Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia (Asprindo) Didin Damanhuri. Foto: Dok istimewa

Menkeu Purbaya Diharapkan Bisa Tunjukkan Terobosan Positif

Eko Nordiansyah • 12 September 2025 13:19

Jakarta: Ketua Dewan Pakar Asprindo, Prof Didin S Damanhuri menyatakan pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa memang menimbulkan beberapa interpretasi publik. Apalagi di awal masa jabatannya, Purbaya memberikan tanggapan yang memicu kritik publik.

"Kalau saya menilai, mungkin karena dia belum pernah menjadi menteri. Seperti kita pahami, seorang menteri itu tak hanya jabatan teknokrat, tapi juga jabatan politis," kata Didin kepada wartawan, Jumat, 12 September 2025.

"Sehingga, seharusnya dia memberikan jawaban yang bisa mengombinasikan profesionalitas sebagai akademisi maupun praktisi, serta mampu menyerap aspirasi rakyat. Dia tidak bisa, karena itu, akhirnya memantik anggapan dirinya tidak memiliki sensitifitas, menteri yang tidak memasukkan ragam input publik," lanjut dia.

Didin juga menilai sebagai sosok insinyur yang masuk ke bidang ekonomi, penilaian Purbaya lebih bersifat ekonometris, yaitu hanya menilai dari sisi ekonomi saja. Padahal menurut Didin, seorang menteri seharusnya memiliki banyak pertimbangan dalam menyusun sebuah kebijakan.

"Karena itu, dia melanjutkan komentarnya dengan 'kalau nanti ekonomi sudah enam persen, tujuh persen, mungkin rakyat hanya sibuk meningkatkan pendapatan tak perlu berdemo'. Menurut saya, menkeu baru ini masih tipikal orang yang belum pernah bergelut dalam kompleksitas, bagaimana kebijakan itu harus disusun," ungkap dia.
 

Baca juga: 

Jurus Menkeu Purbaya Pecut Ekonomi Biar Tumbuh Lebih Tinggi


Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. (tangkapan layar TV Parlemen)

Peran sentral menteri keuangan

Oleh karena itu, Didin menyatakan Purbaya harus belajar banyak dari pengalaman pascapelantikan kemarin. Purbaya, lanjut dia, harus menyadari menteri keuangan memiliki peran yang sangat sentral dalam membantu presiden dalam berbagai aspek pemerintahan.

"Dia harus belajar, sebagai menteri bidang ekonomi, dia harus bertanggung jawab pada ekonomi fiskal. Mampu lebih kreatif dan inovatif dibandingkan pendahulunya. Yaitu mampu mengeluarkan kebijakan inovatif yang menjawab permasalahan yang saat ini dihadapi Indonesia. Misalnya terkait target pertumbuhan ekonomi, masalah ketimpangan, terbatasnya rasio pajak hingga penumpukan hutang," ujar dia.

Secara umum, dengan latar belakang pendidikan Purbaya, Didin melihat ada harapan. Didin mengungkapkan, dengan melihat latar belakangnya yang seorang insinyur,  Purbaya diharapkan mampu mengkombinasikan pendekatan-pendekatan ekonomi dengan determinant factor sehingga mampu memberikan perspektif baru.

Ia mengajak semua pihak untuk menunggu kinerja Purbaya dalam menghadapi berbagai perdebatan dengan anggota dewan maupun kritik publik. Misalnya, terkait anggaran pendidikan, yang katanya akan menyalurkan sekitar Rp300 triliun untuk MBG. Atau alokasi daerah yang ditahan untuk dialokasikan ke Koperasi Desa Merah Putih.

"Harusnya ada time line-nya. Dan sudah tugas Menteri Keuangan untuk mengharmonisasikan fiskal yang  prudent dengan moneter, sehingga Asta Cita itu bisa menyumbang bagi pertumbuhan ekonomi. Ini tantangannya bagi Menkeu baru, jangan sampai ada  persoalan di lapangan," kata Didin.

Ia berharap Purbaya bisa melakukan langkah-langkah baru yang positif dan inovatif dalam periode kerjanya tiga bulan ke depan. Misalnya bisa menegosiasikan pajak dari platform digital yang sebelumnya tidak bisa dilakukan sehingga rasio pajak bisa bergerak dari 10 persen.

"Kita sangat menunggu langkah-langkah inovatif dan terobosan dari Menkeu baru ini, untuk menutup distrust akibat pernyataan blundernya di awal masa jabatan," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)