Dalam sekitar sembilan tahun, mantan presiden yang juga bisa terpilih lagi menjadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah mengubah Partai Republik di negara yang semakin terpolarisasi secara politik.
Russ Buettner dan Susanne Craig adalah wartawan investigatif penulis 'Lucky Loser', buku yang kritis mengikuti karir Trump sejak menjadi pengusaha.
"Nilai hartanya (Donald Trump) USD200 juta saat diwawancara New York Times, lalu tumbuh ke USD1 miliar dalam satu dekade kemudian," kata Susanne Craig.
Sebagai pengusaha,
Trump ahli dalam mempromosikan diri dan meraup jutaan dolar melisensi namanya. Namun di balik kemegahan usaha Trump, perusahaannya mengajukan pailit enam kali. Sejumlah kasinonya rugi dan ditutup.
Trump baru bangkit kembali lewat reality show 'The Apprentice' sebelum ia kembali alih karir menjadi politisi. Dengan pernyataan blak-blakan, Trump menjadi
calon nasionalis yang kontroversial.
Sebagai Presiden AS, Trump memilih tiga Hakim Agung yang akhirnya ikut membatalkan perlindungan Federal terhadap hak aborsi. Jelang akhir masa jabatannya, Trump diuji pandemi covid-19. Ia mempercepat pengembangan vaksin, tapi kadang mengusulkan pengobatan yang tak bisa dibuktikan secara ilmiah.
Di tengah tingginya korban jiwa akibat covid, pemilih pada November 2020 memilih Joe Biden. Saat media sudah bisa memproyeksikan kemenangan Joe Biden dalam Pilpres 2020, Trump menolak mengaku kalah.
"Bila hitung suara legal, saya menang mudah," kata Trump saat itu.
Pada 6 Januari 2021, Trump meminta pendukungnya menghalangi ratifikasi hasil Pilpres. Kekerasan politik yang sebelumnya tak pernah terjadi di Amerika membuat Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya.
Selanjutnya, Trump menghadapi sejumlah dakwaan kriminal dan menjadi mantan presiden pertama yang divonis bersalah dalam kasus kriminal, tapi popularitasnya kian meningkat dan menguat setelah dua kali upaya percobaan pembunuhan.
Sebagai penulis buku 'The Art of Comeback', Donald Trump pun kini berupaya kembali ke Gedung Putih.