14 February 2024 17:45
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan Pemilu 2024. Ia mengatakan pemilihan umum melalui pos dan metode lain akan dievaluasi, khususnya pelaksanaan pemilu di luar negeri.
"Kemudian mengevaluasi metode pos dan dengan pemilihan metode lain guna menghindari atau mengulang kejadian yang sama (kekacauan)," kata Rahmat Bagja dalam keterangannya, Rabu, 14 Februari 2024.
"Jadi metode pos surat suara Kuala Lumpur itu sekitar 200 ribu-an, saya mau cek dulu," imbuhnya.
Ketua Bawaslu itu menemukan banyak rangkaian peristiwa pelanggaran pemilu. Sehingga, hal itu memiliki dampak ke pemungutan suara dengan metode pos dan metode kotak suara keliling (KSK) Kuala Lumpur.
Sebelumnya, pemungutan suara oleh ratusan hingga ribuan warga negara Indonesia (WNI) di Kuala Lumpur, Malaysia pada hari Minggu ini, 11 Februari 2024 diwarnai kekacauan. Pencoblosan berlangsung di World Trade Center Kuala Lumpur, yang dijadikan Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) bagi para WNI yang berada di Malaysia.
Menurut keterangan seorang WNI bernama Fransiska Renatta, kekacauan ini kemungkinan diakibatkan ketidaksiapan panitia dan juga perilaku kurang tertib dari sebagian pemilih.
"Rusuh banget, dari awal antreannya enggak jelas," kata Fransiska Renatta atau akrab disapa Rere.
Rere menambahkan bahwa beberapa orang terpantau menjebol pagar pembatas di lokasi pencoblosan. Menurutnya, penumpukan WNI dan kekacauan ini juga disebabkan berubahnya pengaturan tempat pencoblosan di Kuala Lumpur.
"Dari sebelumnya di tiga tempat, kini digabungkan di satu lokasi," ucap Rere.