.,
27 November 2025 12:17
Kudus: Anggota Komisi X DPR Lestari Moerdijat terus mendorong penguatan diplomasi kebahasaan Indonesia di tingkat internasional. Terlebih, minat warga negara asing (WNA), termasuk mahasiswa internasional yang belajar di Indonesia disebut terus meningkat.
Kesempatan ini harus dimaksimalkan untuk menempatkan bahasa Indonesia pada posisi yang lebih terhormat, terutama sebagai bahasa akademik. Hal itu bisa dimaksimalkan melalui program Bahasa Indonesia Bagi Penutur (BIPA).
BIPA sebagai alat diplomasi lunak dinilai mampu memperluas pengaruh bahasa Indonesia, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Jika dilihat secara historis, bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu telah menjadi bahasa perantara di kawasan Asia Tenggara sejak dulu.
“Diplomasi kebahasaan dan kesastraan bukan sekedar upaya menawarkan bahasa kepada dunia, tetapi juga proses memperkenalkan nilai sejarah dan jiwa bangsa Indonesia. Melalui BIPA, penerjemahan, penguatan literasi dan perlindungan bahasa sastra. Kita bangun jalan bagi bahasa Indonesia untuk hadir sebagai bahasa yang tidak hanya dipelajari, tetapi juga dihargai,” ujar Lestari, dikutip dari Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, pada Kamis, 27 November 2025.
Namun, di sisi lain Lestari juga mengingatkan adanya tantangan di dalam negeri. Arus globalisasi disebut membawa ancaman serius terhadap kelestarian bahasa daerah. Sejalan dengan itu, Kepala Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra (Pusbanglin) Badan Bahasa, Iwa Lukmana, menekankan perlunya dukungan publik terhadap program kebahasaan.

(Anggota Komisi X DPR Lestari Moerdijat. Foto: Dok. Istimewa)
Ia menyebut, kegiatan diseminasi program diplomasi kebahasaan dan kesastraan yang digelar bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ini bagian dari transparansi pemerintah kepada masyarakat.
Dengan penguatan BIPA di luar negeri dan pelestarian bahasa daerah di dalam negeri, diplomasi kebahasaan Indonesia diharapkan semakin kokoh dan mampu menjaga keberlangsungan bahasa daerah di tengah perubahan zaman.
(Nada Nisrina)