Jakarta: Situasi di depan Gedung DPR RI semakin ramai dengan kehadiran massa gabungan dari berbagai organisasi. Di antaranya perwakilan dari Partai Buruh, aliansi buruh seperti Garda Madani, dan FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia), serta mahasiswa dari beberapa universitas seperti Universitas Indonesia, dan Universitas Trisakti. Mereka berkumpul sejak pagi hari, sekitar pukul 09.30 WIB, dengan tujuan mendesak DPR RI agar tidak mengubah atau melawan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU/2024.
Selain di Gedung DPR/ MPR RI, Gedung Mahkamah Konstitusi dan Gedung KPU RI juga menjadi sasaran peserta unjuk rasa. Situasi menjadi semakin padat seiring dengan bertambahnya jumlah massa yang datang ke Gedung DPR/MPR RI sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas di sekitar Senayan, Jakarta Pusat. Kepolisian telah bersiaga sejak pagi di lokasi untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama aksi berlangsung.
Aksi ini tidak hanya diikuti oleh buruh dan mahasiswa, tetapi juga oleh berbagai kalangan lain, termasuk seniman seperti Joko Anwar dan beberapa pengusaha. Mereka menyatakan bahwa kehadiran mereka adalah bentuk keprihatinan terhadap upaya anulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diduga sebagai rencana memuluskan jalan putra Presiden Joko Widodo,
Kaesang Pangarep mengikuti pilkada.
Salah satu spanduk yang terlihat di lokasi adalah milik Forum Betawi Intelek (FBI) yang menyatakan dukungan terhadap gubernur pilihan rakyat, tanpa mendukung tokoh tertentu. Mereka mengaku datang ke lapangan bukan karena afiliasi politik, tetapi karena panggilan hati nurani yang menyatakan bahwa sudah cukup bagi penguasa saat ini untuk terus memaksakan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.