Tahun Ini, Pasar Modal Bidik Raup Dana Rp200 Triliun

Ilustrasi gedung BEI. Foto: dok MI/Andri Widiyanto.

Tahun Ini, Pasar Modal Bidik Raup Dana Rp200 Triliun

Media Indonesia • 11 August 2023 14:52

Jakarta: Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menargetkan penghimpunan dana pada pasar modal Indonesia dapat mencapai sebesar Rp200 triliun pada tahun ini.

Sampai 9 Agustus 2023, pasar modal Indonesia telah berhasil menghimpun dana mencapai Rp165,22 triliun dari semua instrumen yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Inarno mengatakan upaya penghimpunan dana pada tahun ini akan lebih berat apabila dibandingkan dengan tahun lalu, yakni saat BEI berhasil menghimpun dana mencapai Rp233 triliun dari semua instrumen," katanya dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 46 pasar modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta, dilansir Media Indonesia, Jumat, 11 Agustus 2023.

Alasannya, ia menyebut belum meredanya volatilitas di tingkat global, ditambah momentum menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan memengaruhi penghimpunan dana.

"Dalam target kita, tahun ini Rp200 triliun. Itu melihat kondisi 2023 yang berbeda dengan 2022. Ketidakpastian global belum reda, lalu ada election (Pemilu 2024), itu akan memengaruhi penghimpunan dana," ujar Inarno.

Dari sisi pencatatan efek, sampai 9 Agustus 2023 BEI telah berhasil menorehkan 62 pencatatan efek saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, dua exchange-traded fund (ETF) baru, satu efek beragun aset-surat partisipasi (EBA-SP), dan 82 waran terstruktur sepanjang 2023.

Sampai 8 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meningkat 1,15 juta investor menjadi 11,47 juta single investor identification (SID) investor saham, obligasi, dan reksa dana.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan pihaknya bertekad untuk terus memperkuat integritas pelaku pasar modal, sehingga akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Ia menyebut penguatan integritas pasar modal tersebut salah satunya untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan masyarakat.

"Kami terus tingkatkan integritas. Integritas pelaku pasar, integritas anggota bursa, integritas produk-produknya, integritas perusahaan-perusahaan emiten, lintas profesi pengendalian pasar modal, SRO, dan pengawas serta regulatornya," ujar Mahendra.
 

Kebijakan DHE


Dalam kesempatan terpisah, Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman menilai kebijakan repatriasi dan retensi devisa hasil ekspor (DHE) yang baru saja diluncurkan pemerintah akan bisa mengurangi tekanan nilai tukar rupiah.

"Ini sangat penting karena prospek suku kebijakan The Fed ini masih ada ketidakpastian dan masih ada kemungkinan suku bunga The Fed masih bisa terus meningkat," kata dia, dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Rupiah saat ini mengalami tekanan hingga bertengger di level Rp15.200 per USD. Investor melihat ada skenario higher for longer yang akan berpengaruh terhadap Indonesia, yakni terhadap suku bunga rupiah.

Kebijakan DHE yang baru diharapkan dapat meningkatkan jumlah cadangan devisa hingga USD100 miliar dari posisi saat ini di kisaran USD137 miliar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)