Bergerak dalam Kisaran Sempit, Simak Prediksi Harga Emas Minggu Depan

Emas batangan. Foto: Investopedia.

Bergerak dalam Kisaran Sempit, Simak Prediksi Harga Emas Minggu Depan

Husen Miftahudin • 23 August 2025 15:33

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) bergerak melemah tipis pada Jumat (22/8) waktu Asia seiring penguatan dolar AS jelang pidato Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole, membuat emas yang berdenominasi dolar terasa lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Pelaku pasar cenderung menahan posisi sambil menunggu sinyal kebijakan berikutnya, sehingga pergerakan emas cenderung dalam kisaran sempit hari ini. 

Dari sisi makro, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan September masih relatif tinggi, meski sedikit menurun dibanding pekan lalu. Berbagai pantauan berbasis Fed funds futures menempatkan peluangnya di kisaran 70 persen sampai 75 persen menjelang pidato Powell, tingkat keyakinan yang bisa cepat berubah jika nada yang disampaikan cenderung hawkish atau hati-hati.

Perkiraan ini sejalan dengan ulasan pasar hari ini yang menyoroti betapa krusialnya sinyal dari Jackson Hole terhadap ekspektasi pemangkasan suku bunga, yang sebelumnya sempat diperkirakan lebih besar. 

Secara teknikal, menurut analisa dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bearish yang kembali menguat. Menurut dia, tekanan turun ini berpeluang berlanjut hingga akhir pekan dan bahkan menyambung ke pekan depan jika tekanan bearish tidak mereda.

"XAUUSD berpotensi menguji area USD3.310 pada pekan depan. Jika terjadi rebound dan harga mampu menembus 'key point' di USD3.420, ruang kenaikan teknikal bisa melebar ke USD3.450 pada pekan depan. Level-level ini menjadi rujukan praktis untuk memetakan manajemen risiko harian dengan bias dasar masih condong ke bawah selama area USD3.420 belum ditembus secara meyakinkan," ungkap Andy dikutip dari analisanya, Sabtu, 23 Agustus 2025.

Meski begitu, dukungan fundamental jangka menengah-panjang untuk emas belum berubah dimana pembelian bank sentral yang tetap kuat serta minat investasi yang tinggi. Laporan World Gold Council untuk kuartal II/2025 menunjukkan bank sentral kembali menjadi pilar permintaan, menambah sekitar 166 ton cadangan resmi dan menjaga prospek permintaan tetap sehat.
 

Baca juga: Harapan Penurunan Suku Bunga Fed Bikin Emas Dunia Kinclong Lagi


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Harga emas ditentukan kebijakan Fed dan ekonomi AS


Arus investasi koin dan batangan juga solid mencatat kinerja paruh pertama terbaik sejak 2013. Faktor-faktor inilah yang sering meredam tekanan jual saat sentimen jangka pendek memburuk. 

Skenario arah emas akan sangat ditentukan oleh pesan kebijakan The Fed dan rilis data ekonomi AS berikutnya (tenaga kerja, inflasi, dan belanja konsumen).

"Jika Powell memberi sinyal dovish yang memperkuat peluang pemangkasan suku bunga, emas berpotensi terdorong naik. Namun jika nada pidato cenderung menahan ekspektasi pemangkasan, dolar bisa kian kuat dan menekan harga emas," terang Andy.

Secara pandangan lebih panjang, sejumlah lembaga besar tetap memproyeksikan rekor baru pada 2025–2026 dimana survei dan riset terbaru menempatkan perkiraan rata-rata 2025 di atas USD3.000 per ons. Sementara UBS dan JPMorgan memperkirakan emas dapat menanjak ke USD3.600 hingga mendekati USD4.000 pada 2026, dengan motor pendorong berupa permintaan bank sentral dan investor institusi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)