Gara-gara Perang Iran-Israel, Harga Emas Bakal Tembus USD3.500 Minggu Depan

Emas batangan. Foto: Investopedia.

Gara-gara Perang Iran-Israel, Harga Emas Bakal Tembus USD3.500 Minggu Depan

Husen Miftahudin • 14 June 2025 11:05

Jakarta: Harga emas global kembali menunjukkan ketahanannya sepanjang minggu ini, meskipun sempat terguncang oleh fluktuasi sentimen pasar. Emas tetap menjadi primadona aset lindung nilai, terutama setelah ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali memanas.

Serangan militer dari Israel ke Iran mendorong lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven, sementara Iran menanggapi dengan peringatan keras. Situasi ini ikut mendorong pergerakan emas naik sekitar satu persen pada Jumat pagi (13/6), seiring dengan lonjakan kekhawatiran pasar terhadap risiko eskalasi konflik kawasan Timur Tengah.

Di sisi ekonomi, pelaku pasar juga disuguhi kejutan dari data inflasi Amerika Serikat (AS). Rilis data CPI dan PPI terbaru memperlihatkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan, memperbesar peluang The Fed mungkin akan mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter pada akhir 2025.

"Sentimen ini memberi tekanan pada dolar AS, yang dalam beberapa sesi mengalami pelemahan tajam. Kelemahan dolar ini secara otomatis mendorong harga emas lebih tinggi karena daya beli investor non-AS menjadi lebih kuat," kata analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha dalam analisis mingguannya, Sabtu, 14 Juni 2025.

Meski demikian, arah pasar tidak sepenuhnya satu sisi. Di tengah isu geopolitik dan pelemahan dolar, penguatan sementara Dolar AS sempat muncul menyusul kabar dari pengadilan AS yang membatalkan beberapa tarif dagang, mendorong selera risiko pasar.

Optimisme terhadap pembicaraan damai dagang antara AS dan Tiongkok pun turut menekan minat investor pada aset lindung nilai, walaupun ketidakpastian tetap membayangi. Menurut Andy, pasar masih menahan posisi di emas karena belum ada kejelasan soal arah final kebijakan fiskal dan moneter AS.
 

Baca juga: Investor Buru Aset Safe Haven Imbas Konflik Israel-Iran, Harga Emas Ikut Melejit


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Penguatan semakin solid


Secara teknikal, pergerakan harga emas ditopang sinyal penguatan tren naik yang semakin solid. Kombinasi candlestick bullish dan posisi harga di atas garis Moving Average memperkuat proyeksi tren naik bisa berlanjut.

"Jika tekanan beli terus berlanjut dan tidak ada kejutan negatif dari data ekonomi atau pernyataan The Fed, maka XAU/USD berpotensi menguji area USD3.500 pada minggu depan," tutur dia.

Namun, ia juga mengingatkan adanya skenario pembalikan (reversal). Jika emas gagal bertahan di atas level support kritis USD3.212, maka peluang koreksi ke zona USD3.133 cukup terbuka. Level ini bisa menjadi titik uji penting untuk sentimen pasar, terutama jika rilis data inflasi PCE minggu depan atau imbal hasil obligasi AS kembali melonjak.

"Fokus pasar selanjutnya adalah pada data PCE (Personal Consumption Expenditures) dan pernyataan pejabat The Fed. Selain itu, dinamika konflik geopolitik tetap akan jadi pemicu volatilitas, mengingat pasar sedang dalam fase sensitif terhadap risiko global," terang Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)