Apa Itu Jam Koma Gen Z? Ini Arti, Asal-Usul, hingga Fenomenanya

Ilustrasi freepik

Apa Itu Jam Koma Gen Z? Ini Arti, Asal-Usul, hingga Fenomenanya

Putri Purnama Sari • 27 October 2025 10:56

Jakarta: Istilah “jam koma" saat ini sedang viral di kalangan Generasi Z (Gen Z). Istilah ini ramai digunakan oleh anak muda di media sosial. Ungkapan seperti “udah masuk jam koma nih” sering muncul di X, TikTok, dan Instagram.

Lantas, apa sebenarnya arti jam koma? Simak informasinya berikut ini ya!

Apa Itu Jam Koma?

Secara sederhana, jam koma merujuk pada waktu ketika seseorang merasa sangat lelah secara fisik dan mental, biasanya pada malam hari, sekitar pukul 11 malam hingga 2 dini hari. Pada jam tersebut, banyak orang merasa kosong, overthinking, atau ingin “mati rasa” sementara dari dunia digital.

Asal-Usul Istilah Jam Koma

Istilah ini lahir dari gaya bahasa khas Gen Z yang sering mengekspresikan perasaan dengan cara kreatif dan hiperbola.

Kata “koma” digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan kondisi seseorang tidak sepenuhnya sadar, tapi juga tidak sepenuhnya tertidur, seolah sedang “mati sementara” dari hiruk pikuk kehidupan dan notifikasi media sosial.

Ungkapan ini menjadi populer karena banyak Gen Z yang merasa terkoneksi secara emosional dengan momen “koma” tersebut. Mereka menganggapnya sebagai bentuk istirahat dari tekanan hidup dan dunia online yang penuh distraksi.
 
Baca juga: Gen Z Harus Tahu! Begini Cara Jadi Pemuda yang Berdampak di Zaman Modern

Mengapa Fenomena Jam Koma Terjadi?

Fenomena jam koma Gen Z bukan sekadar tren viral, tapi mencerminkan kondisi psikologis yang nyata. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

1. Kelelahan Mental karena Informasi Berlebih

Anak muda kini hidup di era yang serba cepat. Paparan notifikasi, berita, dan konten digital tanpa henti dapat membuat otak kelelahan dan membutuhkan waktu “shutdown”.

2. Overthinking di Malam Hari

Saat malam tiba dan suasana menjadi tenang, banyak orang mulai berpikir tentang kehidupan, masa depan, atau masalah pribadi. Hal ini membuat pikiran terasa berat dan akhirnya muncul istilah “jam koma”.

3. Butuh Waktu Sendiri (Me Time)

Sebagian Gen Z menggunakan jam koma untuk recharge energy, tidak ingin bicara dengan siapa pun, hanya ingin diam dan menikmati waktu sendiri.

Dampak Jam Koma bagi Kesehatan Mental

Fenomena ini memiliki dua sisi. Dampak positifnya, jam koma bisa menjadi waktu untuk refleksi, merenung, dan mengenal diri sendiri. Namun, dampak negatifnya, jika dilakukan berlebihan, dapat menyebabkan:
  • Gangguan tidur (insomnia)
  • Rasa cemas berlebihan
  • Penurunan produktivitas di pagi hari
  • Ketergantungan pada waktu “melamun” yang tidak sehat.
 
Baca juga: 6 Nilai Luhur Sumpah Pemuda yang Harus Ditanamkan pada Generasi Muda

Cara Mengatasi Jam Koma agar Tetap Sehat

Agar jam koma tidak berdampak buruk bagi tubuh dan pikiran, cobalah beberapa tips berikut:
  • Kurangi waktu layar (screen time) menjelang tidur.
  • Tulis jurnal harian untuk menyalurkan pikiran sebelum tidur.
  • Lakukan meditasi ringan atau dengarkan musik yang menenangkan.
  • Tidur cukup dan teratur, minimal 7 jam per malam.
  • Batasi konsumsi media sosial jika terasa membuat stres.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)