Legislator Minta Pembunuhan Wartawati di Banjarbaru Diusut Tuntas

Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin. Dok MI

Legislator Minta Pembunuhan Wartawati di Banjarbaru Diusut Tuntas

Tri Subarkah • 28 March 2025 22:30

Jakarta: Anggota Komisi I DPR Tb Hasanuddin meminta penyelidikan kasus dugaan pembunuhan jurnalis Juwita di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, oleh seorang anggota TNI Angkatan Laut dilakukan menyeluruh dan transparan. Upaya itu diharapkan dapat mengungkap motif pembunuhan dan kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.

"Saya meminta penyelidikan ini dilakukan secara intensif. Harus diungkap apa sebenarnya motif pembunuhan ini, apakah dilakukan sendiri atau ada kemungkinan pihak lain yang turut serta," ujar Hasanuddin lewat keterangan tertulisnya, Jumat, 28 Maret 2025.

Hasanuddin juga meminta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) untuk memberikan perhatian serius terhadap kasus ini. Pasalnya, pelanggaran serius yang melibatkan oknum TNI AL, termasuk kasus pembunuhan, semakin sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini sudah kesekian kalinya terjadi pelanggaran berat oleh oknum TNI AL. Saya harap ada evaluasi menyeluruh terhadap satuan, termasuk dalam pembinaan personel secara lebih intensif agar kasus-kasus serupa tidak terulang di masa depan," kata dia.
 

Baca juga: KSAL Pastikan Pembunuh Wartawati di Banjarbaru Dihukum Berat

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, korban dan pelaku sudah lama pacaran dan berencana menikah pada bulan Mei mendatang. Hasanuddin mendorong agar pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Tidak boleh ada impunitas. Jika terbukti bersalah, pelaku harus dihukum seberat-beratnya agar memberikan efek jera, sekaligus menjaga nama baik institusi TNI AL," terang Hasanuddin.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali memastikan proses hukum terhadap anggota TNI AL yang diduga membunuh wartawati di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), akan digelar secara transparan. Terduga pelaku pembunuhan tersebut akan dihukum berat.

"Pokoknya kalau proses hukum transparan dan dihukum berat," ujar Ali, dalam program Top News Metro TV, Kamis, 27 Maret 2025.

Ali belum menyebutkan hukuman berat apa yang akan diberikan. Dia akan mengikuti mekanisme di pengadilan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)