Jakarta: Cadangan devisa Indonesia sebesar USD140,4 miliar pada akhir Maret 2024, turun sebesar USD3,6 miliar dari USD144 miliar pada akhir Februari. Angka ini merupakan penurunan terbesar sejak Mei 2023.
Penurunan ini dipengaruhi oleh faktor seperti pembayaran utang pemerintah dan kebutuhan untuk menstabilkan nilai rupiah di tengah ketidakpastian keuangan global.
Meski terjadi penurunan, cadangan devisa tersebut masih terbilang memadai, setara dengan pembiayaan untuk 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah, melampaui standar internasional tiga bulan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno mengatakan, nilai tukar rupiah begitu fluktuatif dan terjadi arus keluar asing sepanjang kuartal I-2024.
Pada kuartal I-2024, terjadi penurunan signifikan dalam aktivitas pasar domestik dibandingkan kuartal sebelumnya. Utamanya terkait dengan hal sentimen investor asing.
"Investor asing menarik modal yang cukup besar, terutama dari pasar SBN Indonesia sehingga menekan nilai rupiah. Pesimisme meluas terkait keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan tingkat
suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama sehingga menunda pemotongan suku bunga yang telah lama dinantikan," kata Karinska, Rabu, 17 April 2024.
Meski strategi Bank Indonesia berfokus pada stabilisasi rupiah terhadap penguatan USD, namun dalam konteks ketidakpastian yang berlaku, Mirae Asset Sekuritas percaya semua kemungkinan seharusnya tetap dipertimbangkan, termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga sebagai langkah mitigatif terhadap depresiasi rupiah.
"Kami menilai langkah-langkah masa depan BI akan sangat ditentukan oleh seberapa besar dan seberapa lama tekanan terhadap rupiah akan berlangsung. Hal ini akan terus dipengaruhi oleh perkembangan data ekonomi AS," papar Karinska.
Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christopher Rusli mengatakan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, data ekonomi domestik yang dirilis menunjukkan inflasi IHK Maret 2024 meningkat menjadi 3,05 persen (yoy) dari 2,75 persen (yoy) pada Februari 2024.
Selain itu,
cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 turun menjadi USD140,4 miliar dari USD144 miliar di bulan sebelumnya.
"Faktor kedua adalah periode libur panjang Lebaran Idulfitri 1445 H yang berlangsung dari 8-15 April 2024, di mana penyesuaian pasar baru terjadi pada Selasa, 16 April 2024, di tengah berbagai sentimen ekonomi global yang memanas," papar Christopher.