Ilustrasi kemiskinan. Foto: Medcom.id
Insi Nantika Jelita • 25 September 2024 12:07
Jakarta: Ekonom dari Bright Institute Awalil Rizky menegaskan 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai gagal menurunkan tingkat kemiskinan, sesuai target yang dibuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dalam paparannya berdasarkan data RPJMN dan Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan ditargetkan turun menjadi 10 persen di 2015. Namun, realisasinya mencapai 11,22 persen. Target angka kemiskinan diturunkan menjadi 9,5 persen di 2016, namun realisasinya meleset dari target yakni 10,86 persen.
Di 2017, realisasi angka kemiskinan di Indonesia mencapai 10,64 persen, tidak mencapai target yakni 9,0 persen. Kemudian, di tahun berikutnya pemerintah hanya mampu menekan angka kemiskinan di level 9,82 persen, gagal mencapai target yang sebesar 8,0 persen.
(Ilustrasi kemiskinan. Foto: Medcom.id)
Lalu pada 2019, pemerintahan Jokowi juga gagal menekan angka kemiskinan sesuai RPJMN. Dari target yang dipatok sebesar 7,5 persen, Jokowi hanya mampu merealisasikan tingkat kemiskinan di angka 9,41 persen.
Periode kedua kepemimpinan Jokowi juga gagal menurunkan angka kemiskinan sesuai target. Pada RPJMN 2020-2024, Awalil menyampaikan pemerintah tidak meletakkan target angka kemiskinan secara per tahun, melainkan mematok langsung ke 2024 yakni di kisaran 6,0 persen hingga 7,0 persen. Namun, sampai Maret 2024 angka kemiskinan di Indonesia mencapai 9,03 persen.
"Apa yang terjadi selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, tidak pernah satu tahun pun mencapai targetnya dalam hal menurunkan tingkat kemiskinan," jelas Awalil dalam webinar 10 Tahun Kemiskinan Era Jokowi secara daring, dikutip Rabu, 25 September 2024.
Baca juga: Wapres Ingatkan Wakaf Sebagai Penghapus Kemiskinan Ekstrem |