Dolar AS Mendekati Level Tertinggi

Ilustrasi, dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.

Dolar AS Mendekati Level Tertinggi

Husen Miftahudin • 1 February 2024 11:05

Tokyo: Dolar Amerika Serikat (AS) melayang mendekati level tertinggi dalam tujuh minggu terhadap euro pada perdagangan hari ini, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menolak gagasan penurunan suku bunga AS yang pertama segera pada Maret.

Melansir Investing.com, Kamis, 1 Februari 2024, indeks dolar AS yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama, tergelincir 0,07 persen menjadi 103,54 pada awal perdagangan Asia. Kondisi ini mengembalikan sedikit kenaikan 0,19 persen pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Harga tersebut tetap dekat dengan level tertinggi baru-baru ini di 103,82 yang dicapai pada Senin minggu ini dan Selasa minggu lalu, dan sebelumnya tidak terlihat sejak 13 Desember.

Perkasanya dolar didukung oleh data-data ekonomi AS yang menunjukkan The Fed dapat menunggu lebih lama sebelum memangkas suku bunga.

Ketua The Fed Jerome Powell memberikan dorongan lain pada mata uang tersebut dengan menyebut pemotongan suku bunga pada Maret bukan kasus yang mendasar.

Para pedagang sekarang memperkirakan kemungkinan sebesar 38 persen The Fed akan menurunkan suku bunganya pada Maret, turun dari 59 persen menjelang keputusan The Fed. Angka ini telah turun dari 89 persen pada bulan lalu.

Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan
 

Pergerakan mata uang dunia lainnya


Sementara itu, Euro melemah 0,06 persen menjadi USD1,0811, kembali menuju level terendah pada Rabu di USD1,0795 yang merupakan level terlemah sejak 13 Desember. Sedangkan terhadap mata uang Jepang, dolar AS melemah 0,06 persen menjadi 146,81 yen, menambah penurunan 0,47 persen pada Rabu.

Pasangan mata uang ini cenderung mengikuti imbal hasil jangka panjang AS, dan imbal hasil Treasury 10-tahun berada di sekitar 3,95 persen pada Kamis, turun dari level penutupan Selasa di 4,057 persen, meskipun nada Powell kurang dovish.

Imbal hasil (yield) AS, yang bergerak berbanding terbalik dengan harga obligasi, telah merosot sebelum keputusan The Fed, karena saham New York Community Bancorp (NASDAQ: CTBI) anjlok setelah memangkas dividen dan membukukan kerugian yang mengejutkan.

Di sisi lain, investor mengambil alih Treasury AS di tengah kekhawatiran mengenai kesehatan pemberi pinjaman regional lainnya.

"Tentu saja mengejutkan pergerakan terbesar dalam imbal hasil UST terjadi beberapa jam sebelum FOMC, bukan setelahnya," kata ahli strategi valuta asing di Westpac, Sean Callow.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)