Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi
Jakarta: Rupiah terpantau berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada akhir perdagangan pekan ini.
Mengacu
Bloomberg, Jumat sore, 5 Juli 2024, rupiah menguat 52,5 poin atau 0,32 persen menjadi Rp16.277,5 per USD.
Sementara itu berdasarkan data Yahoo Finance rupiah menguat 49 poin atau setara 0,3 persen menjadi Rp16.275 per USD.
Adapun pada perdagangan sebelumnya, rupiah ditutup masih di level Rp16.324 per USD.
Pelemahan dolar AS
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar dan indeks dolar berjangka merosot ke posisi terendah tiga minggu dalam perdagangan hari ini karena libur, sementara meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga juga melemahkan greenback.
"Fokus saat ini tertuju pada data utama nonfarm payrolls, yang akan dirilis Jumat, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga," kata Ibrahim.
Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 66 persen Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.
Namun optimisme terhadap penurunan suku bunga agak teredam oleh sinyal hawkish dari The Fed, dengan risalah pertemuan bank tersebut pada Juni menunjukkan para pengambil kebijakan masih skeptis terhadap penurunan suku bunga.
Data nonfarm payrolls juga akan memberikan isyarat yang lebih pasti mengenai pasar tenaga kerja, yang juga menjadi perdebatan utama bagi The Fed dalam menurunkan suku bunga.
Dari dalam negeri, penguatan rupiah tertopang oleh data cadangan devisa Indonesia meningkat. Pada akhir Juni 2024, cadangan devisa tercatat sebesar USD140,2 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2024 sebesar USD139,0 miliar.
"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," jelas dia.