Membuka Perdagangan Akhir Pekan, Rupiah Melemah Tipis

Ilustrasi. Foto: MI

Membuka Perdagangan Akhir Pekan, Rupiah Melemah Tipis

Annisa Ayu Artanti • 5 July 2024 09:43

Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan akhir pekan terpantau naik tipis.
 
Mengacu data Bloomberg, Jumat pagi, 5 Juli 2024 rupiah melemah sembilan poin atau setara 0,06 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya menjadi Rp16.339 per USD.

Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.339 per USD.

Pada perdagangan sebelumnya rupiah ditutup pada level Rp16.324 per USD. Hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.314 sampai Rp16.339 per USD.

Berdasarkan data RTI, pelemahan rupiah terhadap dolar AS pagi ini tidak terjadi sendirian. Posisi dolar AS memang terpantau menguat terhadap sejumlah mata uang.
 
Baca juga: 

Rupiah 'Pukul' Dolar AS

Pedagang mencermati data ketenagakerjaan AS Juni

Melansir FX Street, pada Jumat, para pedagang akan mencermati data ketenagakerjaan AS Juni, termasuk Nonfarm Payrolls (NFP), Tingkat Pengangguran, dan Penghasilan Rata-Rata Per Jam.

Menurut pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 11-12 Juni, para pejabat Federal Reserve (The Fed) menekankan pendekatan yang bergantung pada data dan menahan diri untuk melakukan penurunan suku bunga hingga pengamatan lebih lanjut.

Beberapa pejabat The Fed juga masih ragu untuk memangkas suku bunga, sementara beberapa pengambil kebijakan menyatakan kenaikan suku bunga perlu dilakukan jika inflasi kembali meningkat.

Meskipun demikian, kenaikan greenback mungkin akan dibatasi karena data inflasi PCE AS yang lebih lemah baru-baru ini dan IMP Jasa yang lebih lemah dari prakiraan mendorong ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini. 
 
Adapun NFP AS diperkirakan akan menunjukkan penambahan 190 ribu pekerjaan di Juni, sementara Tingkat Pengangguran diperkirakan tidak akan berubah pada empat persen. Terakhir, pendapatan rata-rata per jam diperkirakan turun ke 3,9 persen year on year (yoy) di Juni dari 4,1 persen di Mei.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)