Ilustrasi rupiah. Foto: MI.
Jakarta: Mata uang rupiah melemah pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah ditutup melemah karena surat utang paman sam menguat setelah peluang penurunan suku bunga The Fed naik.
Kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) mencatat mata uang rupiah melemah ke Rp15.760 per USD pada penutupan perdagangan Selasa, 29 Oktober 2024, atau melemah dari pembukaan yang berada pada level Rp15.729 per USD.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi pada hari Selasa, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun terus diperdagangkan pada level tertinggi dalam beberapa bulan karena investor menunggu data ekonomi yang akan datang.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun naik lebih dari dua basis poin menjadi 4,3043 persen. Imbal hasil telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, mencapai level yang tidak terlihat dalam beberapa bulan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 2 tahun terakhir naik kurang dari satu basis poin menjadi 4,1435 persen.
Investor akan kembali mencermati wawasan baru mengenai keyakinan konsumen dan data harga rumah serta angka lowongan kerja JOLT terbaru. Data penggajian swasta ADP dan laporan pekerjaan Oktober yang sangat penting juga akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
Minggu ini juga, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi terbaru diharapkan, yang merupakan pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve akan muncul. Investor akan mencermati data tersebut dengan saksama untuk mendapatkan petunjuk tentang prospek kebijakan moneter.
Namun, para pembuat kebijakan Fed tidak akan memberikan pernyataan setelah rilis data atau tentang kebijakan umum dan ekspektasi ekonomi mereka karena mereka sekarang berada dalam apa yang disebut periode blackout menjelang pertemuan berikutnya pada tanggal 6 dan 7 November 2024.
Bank sentral akan membuat keputusan suku bunga berikutnya setelah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin saat terakhir kali bertemu pada bulan September, memulai kampanye pelonggaran pertamanya dalam empat tahun.
Para pedagang terakhir memperkirakan peluang hampir 95 persen untuk penurunan suku bunga lebih lanjut dari Fed minggu depan menurut alat FedWatch CME Group.
Dolar diprediksi menguat
Ekonom juga memperkirakan mata uang negeri Paman Sam itu akan lebih kuat karena dorongan bank sentral asing yang kemungkinan akan memepercepat laju penurunan suku bunga untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Wells Fargo mengatakan saat ini mereka melihat lebih banyak kekuatan jangka panjang dolar AS dibandingkan sebelumnya karena pelonggaran bank sentral asing yang lebih cepat dan sentimen yang mengecewakan terhadap Tiongkok yang akan membebani mata uang G10 dan mata uang negara berkembang di tahun 2025 dan 2026.
Meskipun dolar diperkirakan akan melemah dalam waktu dekat, terutama terhadap mata uang G10, tren ini kemungkinan akan berbalik pada paruh kedua tahun 2025 karena laju penurunan suku bunga The Fed melambat, sementara bank-bank sentral asing kemungkinan akan terus melonggarkan suku bunga.